• News

Di Ibukota Ukraina, Warga Mulai Menimbun Persediaan Makanan

Yati Maulana | Kamis, 24/02/2022 17:41 WIB
Di Ibukota Ukraina, Warga Mulai Menimbun Persediaan Makanan Warga ibukota Ukraina memadati supermarket untuk membeli persediaan makanan dan sebagian mencari tempat aman. Foto: Reuters

JAKARTA - Orang-orang di Kyiv berdiri dalam antrian panjang mencoba untuk menimbun persediaan pada hari Kamis pagi setelah pasukan Rusia menyerbu Ukraina. Kemacetan lalu lintas juga terjadi di jalan utama menuju barat arah keluar dari ibukota karena beberapa orang mencoba melarikan diri dari wilayah tersebut.

Kyiv tidak diserang tetapi tanda-tanda kegugupan tumbuh saat pesawat terbang di atas kepala, ledakan terdengar dan sirene darurat berbunyi di pagi hari. Bahkan setelah berminggu-minggu peringatan oleh politisi Ukraina dan Barat bahwa serangan Rusia sudah dekat, warga kota berpenduduk sekitar tiga juta orang itu masih lengah.

"Saya tidak menyangka ini. Sampai pagi ini saya yakin tidak akan terjadi apa-apa," kata Nikita, pakar pemasaran berusia 34 tahun, saat menunggu dalam antrean panjang di supermarket dengan botol air yang menumpuk tinggi di keranjang belanjaannya.

"Saya terbangun. Saya seorang pria dewasa yang sehat. Saya berkemas, membeli makanan dan akan tinggal di rumah bersama keluarga saya."

Supermarket dan toko kelontong lain juga dipadati pembeli yang bersiap untuk tinggal di Kyiv, ketika peralatan kartu kredit dan utang masih berfungsi.

Penduduk lain bertekad untuk pergi ke tempat yang mereka yakini sebagai tempat yang relatif aman di Ukraina barat setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengesahkan apa yang disebutnya operasi militer khusus di timur.

Pada pertengahan pagi, lalu lintas macet di jalan utama empat jalur ke kota barat Lviv. Mobil-mobil terbentang sejauh puluhan kilometer (mil), kata saksi mata Reuters.

"Saya pergi karena perang telah dimulai, Putin menyerang kami," kata Oxana, pengemudi salah satu mobil yang terjebak dalam kemacetan dengan putrinya yang berusia tiga tahun di kursi belakang. "Kami takut dibombardir."

Dia mengatakan tujuan langsungnya hanya untuk keluar dari Kyiv, pusat kekuasaan di Ukraina dan rumah bagi pemerintah, kepresidenan, dan parlemen. Setelah keluar, dia akan memutuskan ke mana harus pergi, katanya. "Katakan kepada mereka (Rusia) `Kamu tidak bisa melakukan itu. Ini sangat menakutkan`," katanya.

FOLLOW US