• News

Taliban Berkuasa, Afghanistan Lebih Aman

Akhyar Zein | Rabu, 16/02/2022 20:33 WIB
 Taliban Berkuasa, Afghanistan Lebih Aman Jalanan lengang di kota Kabul, Afghanistan ( foto: Getty Images via BBC INDONESIA)

JAKARTA - Sejak Taliban mengambil alih kekuasaan di Afghanistan enam bulan yang lalu, negara tersebut kini lebih aman dan aksi kekerasan tidak sebanyak yang terjadi dalam beberapa dasawarsa terakhir, tetapi perekonomian negara tersebut yang dulunya didukung bantuan internasional kini menuju kehancuran.

Puluhan ribu warga Afghanistan telah melarikan diri atau dievakuasi, termasuk sejumlah besar anggota kelompok elit yang berpendidikan, mereka khawatir akan masa depan perekonomian dan kurangnya kebebasan di bawah kepemimpinan kelompok yang menerapkan interpretasi Islam yang keras, yang pada masa pemerintahan sebelumnya – pada akhir 1990-an – telah melarang anak perempuan bersekolah dan melarang perempuan bekerja.

Selasa (15/2) menandai enam bulan sejak ibu kota Afghanistan, Kabul, direbut oleh Taliban, setelah kepergian mendadak dan diam-diam presiden negara itu yang sebelumnya didukung oleh Amerika Serikat.

Pengambilalihan Kabul diawali dengan kampanye militer Taliban selama beberapa bulan untuk menguasai beberapa provinsi, yang sebagian besarnya berhasil dikuasai tanpa perlawanan.

Saat ini, kehadiran tentara Taliban bersenjata yang berkeliaran di jalanan masih menimbulkan rasa takut di kalangan warga. Tetapi sebagian perempuan telah kembali bekerja dan banyak laki-laki yang telah kembali mengenakan pakaian Barat setelah sebelumnya mengenakan pakaian tradisional shalwar kameez, kemeja panjang dan celana longgar yang kerap dikenakan Taliban.

Tidak seperti pada tahun 1990-an, Taliban kini mengizinkan sebagian perempuan kembali bekerja. Perempuan kembali bekerja di Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan dan di bandara internasional Kabul – meskipun seringkali tetap didampingi laki-laki. Tetapi perempuan belum diizinkan kembali bekerja di kementerian-kementrian lain. Ribuan lapangan kerja hilang dalam gejolak ekonomi dan perempuan adalah kelompok yang paling terpukul.

Taliban membubarkan demonstrasi-demonstrasi yang digelar kaum perempuan dan melecehkan wartawan, termasuk menahan sebentar dua wartawan asing yang bekerja dengan badan urusan pengungsi PBB – UNHCR.

Penahanan sejumlah pemuda yang menjual bunga berbentuk hati pada Senin (14/2) sebagai tanda Hari Valentine mengingatkan bahwa pemerintahan baru Taliban, yang semua anggota kabinetnya adalah laki-laki dan digerakkan oleh agama, tidak memiliki toleransi terhadap ide-ide romantika Barat.

Anak-anak perempuan berusia 1-6 tahun diizinkan bersekolah, tetapi mereka yang berada di kelas lebih lanjut masih tidak diizinkan bersekolah dan harus tinggal di rumah. Taliban berjanji semua anak perempuan akan diizinkan kembali bersekolah setelah tahun baru Afghanistan pada akhir Maret nanti. Demikian pula dengan perguruan tinggi yang secara bertahap akan dibuka kembali. Sejauh ini baru sekolah dan universitas swasta yang tetap buka.

 

FOLLOW US