• Bisnis

Starbucks Hadapi Reaksi Balasan di China Atas Insiden Polisi di Toko

Yati Maulana | Rabu, 16/02/2022 14:15 WIB
Starbucks Hadapi Reaksi Balasan di China Atas Insiden Polisi di Toko Ilustrasi: Logo Starbucks. Foto: Reuters

JAKARTA - Starbucks (SBUX.O) sedang berjuang melawan kemarahan publik di China dalam waktu kurang dari tiga bulan, setelah insiden yang digambarkan oleh raksasa kopi Amerika itu sebagai "kesalahpahaman" di salah satu tokonya, yang memicu kritik dari pengguna online dan media pemerintah.

Perusahaan itu berada di bawah pengawasan pada hari Senin setelah seorang pengguna di Weibo mengatakan bahwa sejumlah petugas polisi yang sedang makan di luar toko Starbucks di kota barat daya Chongqing, diminta pindah oleh staf Starbucks.

Deskripsi pengguna tentang insiden tersebut dengan cepat menjadi viral di platform mirip Twitter, mendorong surat kabar People`s Daily, corong partai Komunis yang berkuasa mengeluarkan komentar, yang menyebut Starbucks "sombong".

Konsumen dan media China menjadi lebih agresif dalam melindungi hak-hak pelanggan dan memantau perilaku merek-merek besar, terutama dari luar negeri.

Pada bulan Desember, Starbucks meminta maaf dan melakukan inspeksi dan pelatihan staf di 5.400 tokonya di China setelah sebuah surat kabar yang didukung negara mengatakan dua gerainya menggunakan bahan-bahan yang kadaluwarsa.

Starbucks meminta maaf di akun Weibo-nya pada Senin malam karena "komunikasi yang tidak pantas," dengan mengatakan semuanya adalah kesalahpahaman. Tetapi dikatakan bahwa staf tidak pernah mengusir polisi atau mencoba mengajukan keluhan terhadap mereka.

Namun Starbucks terus menghadapi kritik online pada hari Selasa, dengan beberapa perusahaan kecil mengumumkan di Douyin, yang setara dengan TikTok Cina, bahwa mereka akan "memboikot" Starbucks dengan melarang karyawan mengatur pertemuan atau membeli minuman dari toko-toko franchise kopi itu.

Namun, Hu Xijin, seorang komentator produktif di China yang merupakan mantan pemimpin redaksi surat kabar Global Times, mendesak pengguna Weibonya untuk melihat insiden Starbucks Chongqing sebagai kecelakaan dan tidak lebih, menambahkan bahwa status Starbucks sebagai merek asing seharusnya tidak membuatnya lebih banyak dikritik.

"China adalah negara yang terbuka untuk dunia," katanya. "Melabeli kesalahan sebagai arogansi tidak kondusif untuk lingkungan keterbukaan yang lebih besar."

FOLLOW US