• Gaya Hidup

Dijuluki Heart of Borneo, Inilah 4 Keunikan Taman Nasional Kayan Mentarang

Tri Umardini | Senin, 07/02/2022 21:01 WIB
Dijuluki Heart of Borneo, Inilah 4 Keunikan Taman Nasional Kayan Mentarang Taman Nasional Kayan Mentarang. FOTO: HO TNKM

JAKARTA - Dijuluki Heart of Borneo, Inilah 4 Keunikan Taman Nasional Kayan Mentarang (TNKM). 

Taman Nasional Kayan Mentarang atau TNKM merupakan taman nasional yang membentang sepanjang perbatasan RI-Malaysia di Kalimantan Utara.

Kawasan seluas 1,2 juta hektare tersebut merupakan taman nasional pertama di Indonesia yang menerapkan pola pengelolaan kolaboratif melibatkan masyarakat adat dayak yang bermukim di wilayah TNKM.

Wilayah TNKM tersebar di dua Kabupaten di Kaltara yakni Kabupaten Malinau dan Kabupaten Nunukan.

Kawasan ini berbatasan langsung dengan Sabah dan Serawak, Malaysia.

Kawasan yang dijuluki "Heart of Borneo" ini dihuni beragam jenis flora dan fauna.

Didominasi sekira 50 persen dari famili Dipterocarpacea serta jenis tumbuhan lain berdasarkan kriteria dan jenis hutan.

Belantara taman nasional ini juga dikenal sebagai rumah bagi sejumlah satwa endemik dan dalam kategori terancam punah.

Terdapat sekira 150 jenis mamalia di kawasan tersebut, 44 jenis diantaranya merupakan mamalia endemik, dari total 228 mamalia di seluruh Pulau Kalimantan.

Kawasan ini turut dihuni 8 jenis primata, serta terdata lebih dari 310 jenis unggas, 28 diantaranya merupakan burung endemik di Kalimantan.

Balai Taman Nasional Kayan Mentarang sebagai badan pengelola melalui pengelolaan secara lestari turut memanfaatkan potensi wisata di wilayah ini.

Kawasan TNKM terbuka bagi wisatawan untuk menikmati bentang alam, sangat direkomendasikan bagi mereka yang tertantang menyusuri medan ekstrem.

Berpetualang menelusuri hutan Kalimantan yang masih bertahan keasriannya.

Diantara objek wisata di kawasana Taman Nasional Kayan Mentarang meliputi Desa Wisata, Panorama alam, atraksi budaya dan kerajinan tradisional, arung jeram dan pendakian, agro wisata, wisata sejarah dan ragam daya tarik lainnya.

1. Desa Wisata

Terdapat dua lokasi desa wisata unggulan di kawasan TNKM yakni di Desa Long Alango dan Desa Apau Ping. Dua desa ini berada di Kecamatan Bahau Hulu, Kabupaten Malinau.

Dua desa wisata ini menawarkan pengalaman bagi wisatawan untuk menyelami kebiasaan hidup masyarakat adat di wilayah perbatasan RI-Malaysia.

Sekadar melepas penat, pengunjung dapat menyaksikan sekaligus melakoni kehidupan masyarakat sehari-hari. Mulai pola bercocok tanam tradisional, hingga upacara rutin dan kebesaran masyarakat.

Jenis wisata ini sangat cocok bagi mereka yang ingin lepas dari kejenuhan dan hiruk pikuk di perkotaan. Selain kegiatan masyarakat, desa wisata juga menyuguhkan festival kebudayaan, pagelaran musik tradisional dan cara membuat kerajinan tangan berbahan alami.

2. Panorama Alam

Keindahan alam merupakan sajian utama di TNKM. Selain dihuni ribuan spesies, objek wisata alam hijau di wilayah ini kerap diabadikan wisatawan luar sebagai destinasi yang rugi jika dilewatkan.

Diantara lokasi favorit di TNKM adalah Padang Rumput Long Tua di Desa Apau Ping. Wilayah ini dikelola bersama masyarakat adat setempat.

Long Tua juga dikenal sebagai wilayah kegiatan penelitian.

Di lokasi ini juga tersedia penginapan dan menara pengamatan untuk mengamati satwa Padang rumput Long Tua, Bos Javanicus Lowii atau Banteng Kalimantan.

Ada pula objek wisata air terjun U`ung Melu`ung yang berada di Hulu Sungai Pujungan. Air terjun ini lokasinya cukup jauh dari ibukota kecamatan.

Melalui arus sungai dari Desa Long Jelet memakan waktu lebih dari 1 jam.

Dilanjutkan perjalanan melalui jalan setapak sekira 30 menit dari pinggiran Sungai Pujungan.

Penat dan lelah menempuh perjalanan akan terbayar seketika pengunjung tiba di lokasi air terjun U`ung Melu`ung yang masih minim dari sentuhan tangan manusia.

3. Wisata ekstrem Arung Jeram dan Treking

Bagi mereka yang berjiwa petualang dan menggemari olahraga ekstrem, jenis wisata ini paling tepat. Rata-rata perjalanan ke kawasan wisata ditempuh melalui perjalanan sungai.

Alur sungai besar di wilayah TNKM sebagian besar bermedan batu dan diantara memiliki alur terjal. Diantaranya perjalanan melalui jalur sungai dari Desa Apau Ping menuju padang rumput Long Tua.

Banyak lokasi alternatif untuk jenis wisata yang satu ini di wilayah TNKM, diantaranya menyusuri Sungai Kayan, perjalanan dari Long Ampung, Long Nawang dan Data Dian hingga ke hilir sungai.

Lokasi lain melalui Sungai Tubu menuju Desa Rian Tubu, Long Titi dan Long Pada. Lokasi alternatif wisata ekstrem ini diantaranya melalui anak Sungai Bahau, seperti Sungai Pujungan dan Sungai Lurah.

Wisata treking atau pendakian juga tersedia sebagai bagian dari jenis perjalanan alternatif bagi mereka yang gemar berpetualang.

Pendakian dan perjalanan dapat ditempuh mulai sehari hingga sepekan lamanya. Melalui jenis wisata ini, wisatawan akan dimanjakan dengan habitat liar di sepanjang kawasan TNKM.

4. Wisata Sejarah

Wilayah TNKM yang dijuluki sebagai Jantung Borneo juga menyimpan misteri, dan legenda masyarakat yang hidup dan bertahan hingga saat ini.

Dibuktikan dengan penemuan sejumlah relik dan benda-benda bersejarah. Diantaranya, kuburan batu yang diyakini berusia lebih dari 400 tahun. Kuburan batu ini dapat ditemukan di hulu Sungai Bahau, seperti di Sungai Berini dan Sungai Beraa.

Di wilayah hulu Sungai Pujungan, ditemukan gua di atas tebing batu kapur berisi sejumlah kuburan. Diperkirakan berusia 150 tahun. Ada pula batu ukiran berbentuk manusia di Desa Long Rungan.

Legenda Uyang Lahai yang diyakini berkaitan erat dengan situs makam yang bentuknya menyerupai guci besar di Desa Data Dian di Wilayah Apau Kayan.

Wilayah Apau Kayan dikenal sebagai wilayah yang memiliki benda-benda peninggalan sejarah.

Ada monumen perjuangan Apau Kayan yang menjadi bukti keterlibatan masyarakat di perbatasan memperjuangkan kemerdekaan.

Termasuk kuburan Raja Lencau Ingan yang merupakan tokoh adat Apau Kayan yang terkenal dengan kegigihannya mempersatukan masyarakat untuk melawan penjajah Belanda.

Selain jenis wisata yang telah diaebutkan di atas, masih banyak jenis wisata yang tersedia di wilayah TNKM.

Balai TNKM menerpakan pola pengelolaan wisata secara kolaboratif.

Melibatkan masyarakat adat setempat yang diyakini dapat mendongkrak perekonomian masyarakat setempat.

Pemanfaatan sektor pariwisata diyakini dapat memaksimalkan pola pengelolaan hutan secara lestari. Hal yang terpenting dari upaya tersebut adalah kesiapan masyarakat setempat berpartisipasi.

Balai TNKM turut membekali masyarakat diantaranya melalui pelatihan pemandu wisata hingga membekali pengelolaan rumah singgah dan pengelola transportasi warga setempat.
(*)

FOLLOW US