• Bisnis

Kelompok Usia di Bawah 30 Tahun Menjadi Pembeli Apatemen Terbanyak di Korea

Ariyan Rastya | Senin, 07/02/2022 02:13 WIB
Kelompok Usia di Bawah 30 Tahun Menjadi Pembeli Apatemen Terbanyak di Korea File foto ini, diambil pada hari Jumat, menunjukkan gedung-gedung apartemen di Seoul. (Foto: Yonhap)

JAKARTA - Apartemen di Korea memperoleh titik tertinggi sepanjang masa dengan tingkat pembelian berada di bawah usia 30-an menurut data yang dirilis pada hari Minggu (6/2).

Pembeli dari kelompok usia ini menyumbang 31 persen dari total penjualan apartemen di negara itu pada tahun 2021, jumlah tersebut naik dari 29,2 persen pada tahun 2020, menurut data yang dikumpulkan oleh Dewan Real Estat Korea.

Badan analisis tersebut mulai mengumpulkan data terkait pada 2019, dan angka untuk tahun ini mencapai 28,3 persen.

Di Seoul, 41,7 persen dari total pembelian apartemen tahun lalu dilakukan oleh mereka yang berusia 30-an atau lebih muda, dibandingkan dengan 37,3 persen pada 2020 dan 31,8 persen pada 2019.

Provinsi Gyeonggi di sekitarnya dan kota pelabuhan barat Incheon juga mengalami peningkatan proporsi sekitar 6 persen, masing-masing, pada tahun menjadi 36,3 persen dan 33,2 persen, menurut data.

Dikutip dari The Korea Herald, harga perumahan di negara itu telah meroket selama beberapa tahun terakhir, yang mendorong lebih banyak orang muda untuk bergegas ke pasar real estat dengan mengambil pinjaman karena khawatir mereka tidak akan pernah bisa memiliki rumah jika mereka menunggu lebih lama lagi.

Tetapi tren itu telah menunjukkan tanda-tanda penurunan dari paruh kedua tahun lalu menyusul peraturan pinjaman pemerintah yang lebih ketat, menurut badan tersebut.

Sejak Juli tahun lalu, pemerintah telah menerapkan perhitungan pinjaman yang lebih ketat untuk pinjaman hipotek untuk menutup pertumbuhan utang rumah tangga.

Harga penjualan apartemen di Seoul turun 0,01 persen pada minggu keempat Januari dari minggu sebelumnya, menandai penurunan pertama dalam 20 bulan, kata badan tersebut.

Pemerintah memperkirakan harga perumahan negara itu turun lebih cepat di tengah aturan pinjaman dan kenaikan suku bunga bank sentral.

FOLLOW US