• News

China Laporkan Lonjakan Kasus Covid Kontingen Olimpiade Beijing

Yati Maulana | Minggu, 30/01/2022 07:54 WIB
China Laporkan Lonjakan Kasus Covid Kontingen Olimpiade Beijing Lagu baru berbahasa Inggris untuk Olimpiade Beijing baru dirilis di China yang mendatangkan banyak pujian dan kritikan. Foto: Reuters

JAKARTA - Infeksi COVID-19 harian di antara atlet dan ofisial tim di Olimpiade Musim Dingin Beijing melonjak sebanyak 19 orang pada hari Jumat dari dua hari sebelumnya. Penyelenggara Olimpiade pun memperingatkan kemungkinan akan lebih banyak kasus dalam beberapa hari mendatang.

Sebanyak 36 atlet dan ofisial Olimpiade ditemukan terinfeksi, 29 di antaranya terdeteksi saat mereka tiba di bandara Beijing dan tujuh lainnya setelah mereka berada di area tertutup Olimpiade yang memisahkan personel acara dari publik.

"Kami sekarang baru saja melewati periode puncak orang yang tiba di China dan oleh karena itu kami berharap melihat jumlah tertinggi pada tahap ini," kata kepala medis Olimpiade, Brian McCloskey, dalam konferensi pers, pada Sabtu, 29 Januari 2022 seperti dikutip Reuters.

Penyelenggara "percaya diri" dalam sistem pencegahan COVID-19 mereka, dan infeksi tidak mungkin bocor ke publik, kata McCloskey.

Menurut penghitungan Reuters dari pernyataan sebelumnya, kasus di antara atlet dan ofisial tim melebihi kasus "pemangku kepentingan lainnya", termasuk media, sponsor, dan staf, untuk pertama kalinya sejak China mulai merilis jumlah harian kasus virus corona terkait Olimpiade pada 23 Januari lalu.

"Sangat menjengkelkan bahwa setiap pagi Anda harus bangun sedikit lebih awal khususnya untuk mendapatkan tes PCR. Saya pikir dalam beberapa hari, itu akan seperti menyikat gigi," kata pemain hoki Rusia Anton Slepyshev kepada kantor berita RIA.

"Semua orang khawatir hasil tes tiba-tiba menjadi positif. Tapi kenyataannya kita hidup dengan COVID. Kita terima semua risiko dan ketakutannya," katanya.

Olimpiade akan berlangsung dari Jumat hingga 20 Februari, gelembungnya ditutup dari seluruh China, di mana kebijakan tanpa toleransi pemerintah terhadap COVID-19 telah menutup perbatasan negara itu untuk kedatangan internasional.

FOLLOW US