• News

Xiomara Castro Resmi Dilantik Sebagai Presiden Wanita Pertama Honduras

Ariyan Rastya | Jum'at, 28/01/2022 03:42 WIB
Xiomara Castro Resmi Dilantik Sebagai Presiden Wanita Pertama Honduras Xiomara Castro presiden wanita pertama Honduras. (Foto: google.com)

JAKARTA - Xiomara Castro resmi dilantik sebagai presiden wanita pertama Honduras pada hari Kamis 27/1/2022, di tengah krisis politik yang mengancam negara miskin tersebut.

Castro, (62) dalam sebuha pidatonya mengatakan bahwa dirinya berjanji untuk menangani geng-geng perdagangan narkoba yang kuat dan meliberalisasi undang-undang aborsi yang ketat.

pemimpin sayap kiri itu mengatakan bahwa dia memimpin negara yang "rusak" tetapi berjanji untuk mengejar keadilan sosial dan transparansi.

Suami Castro, Manuel Zelaya, memerintah negara itu dari 2006 hingga 2009, ketika dia digulingkan melalui kudeta. Dia mencalonkan diri untuk jabatan dua kali dalam beberapa tahun setelah dia dicopot dari kekuasaan, sebelum kemenangannya dalam pemilihan November lalu.

Ribuan orang mengikuti upacara peresmian di stadion nasional di ibu kota, Tegucigalpa.

Dalam pidatonya, Castro berjanji untuk memulihkan ekonomi dengan tidak mengorbankan orang-orang muda yang berhutang di masa depan.

Dalam sebuah postingan Twitter menjelang pelantikan, dia menulis: "Dua belas tahun perjuangan, 12 tahun perlawanan. Hari ini pemerintahan rakyat dimulai."

Dikutip dari BBC, Wakil Presiden AS Kamala Harris termasuk di antara pejabat asing yang menghadiri peresmian, ia menerima tepuk tangan meriah dari kerumunan yang berkumpul.

Pemerintahan Biden berharap Castro akan memerangi korupsi, kemiskinan dan kekerasan, masalah lama yang telah membantu memicu imigrasi ilegal dari negara Amerika Tengah ke AS.

Wakil Presiden Taiwan William Lai juga hadir dalam upacara tersebut, karena Honduras adalah salah satu dari sedikit negara di dunia yang memiliki hubungan diplomatik dengan Taipei.

Castro menggantikan Presiden Juan Orlando Hernández yang telah dirundung tuduhan terkait dengan perdagangan narkoba setelah saudaranya dipenjara karena perdagangan di AS.

Castro telah mencapai kesepakatan dengan kandidat lain, Salvador Nasralla, yang mundur dari perlombaan untuk memperkuat peluangnya untuk menang.

Sebagai imbalannya, Castro berjanji untuk mendukung Redondo, yang berasal dari partai Nasralla, sebagai pemimpin Kongres.

FOLLOW US