• News

19 Tewas, Ribuan Mengungsi Akibat Badai Tropis Ana di Malawi

Akhyar Zein | Kamis, 27/01/2022 14:30 WIB
19 Tewas, Ribuan Mengungsi Akibat Badai Tropis Ana di Malawi Ilustrasi Badai ( foto: gambakwe.com)

JAKARTA - Sedikitnya 19 orang tewas dan ribuan keluarga mengungsi di Malawi Selatan akibat badai tropis Ana, kata pihak berwenang pada Rabu.

Sebanyak 216.972 orang kehilangan tempat tinggal, sementara 107 lainnya terluka demikian laporan dari Departemen Urusan Manajemen Bencana (DoDMA).

"Sejauh ini, kami telah mencatat 10 korban tewas, tetapi kami khawatir jumlahnya naik karena beberapa orang saat ini masih dalam status hilang," kata seorang pejabat kepada Anadolu Agency melalui telepon.

Anggota tim respons nasional Red Cross Society, Chawezi Tembo mengatakan operasi pencarian dan penyelamatan sedang berlangsung di distrik tersebut.

"Ada kebutuhan mendesak melakukan evakuasi lewat jalur udara, karena ketinggian air masih meningkat akibat curah hujan yang terus berlanjut, dan jumlah orang yang terperangkap belum diketahui," kata Tembo.

Negara Afrika tenggara yang berpenduduk lebih dari 20 juta orang itu terpuruk dalam kondisi gelap setelah banjir merusak bagian dari pembangkit listrik tenaga air utama negara itu, memaksa negara untuk menutup wilayahnya.

Pemulihan listrik akan memakan waktu berhari-hari karena angin kencang telah memadamkan saluran listrik di sebagian besar negara itu, kata perusahaan itu.

Stasiun pompa air ke kota-kota telah berhenti bekerja karena padamnya listrik yang mengakibatkan keempat kota besar Blantyre, Zomba, Lilongwe dan Mzuzu kekurangan listrik.

Kementerian Pendidikan menangguhkan aktivitas belajar di semua sekolah umum di wilayah selatan untuk melindungi siswa di daerah yang terkena dampak.

Badai, yang terjadi di Mozambik utara pada Senin, mengakibatkan banjir yang meluas dan diperkirakan telah merusak hampir 600.000 hektar tanaman pertanian, terutama di distrik selatan Malawi.

Kerusakan berat juga terjadi pada infrastruktur seperti jalan, jembatan dan bangunan.

Komisaris Urusan Bencana dan Manajemen Charles Kalemba mengatakan mereka telah mengerahkan tim pencarian yang terdiri dari pasukan pertahanan, polisi, dan Departemen Layanan Kelautan.

"Mereka harus membantu Masyarakat Palang Merah Malawi dalam menyelamatkan orang-orang yang diduga terperangkap," kata Kalemba dalam sebuah pernyataan.

Malawi adalah salah satu negara berkembang yang saat ini menerima dampak perubahan iklim dan membuat bencana terkait cuaca lebih sering terjadi.

Pada tahun 2009, Topan Ida menewaskan 59 orang dan mempengaruhi 900.000 orang di negara itu.

FOLLOW US