• News

Militer Myanmar Kembali Tangkap Tiga Jurnalis

Yati Maulana | Jum'at, 21/01/2022 12:43 WIB
Militer Myanmar Kembali Tangkap Tiga Jurnalis Junta militer Myanmar kembali menangkap tiga jurnalis. Foto: Reuters

JAKARTA - Militer Myanmar menangkap tiga orang yang bekerja untuk portal berita independen Dawei Watch. Hal itu dikemukakan seorang editor di media tersebut pada hari Kamis. Penahanan itu merupakan tindakan keras terbaru terhadap media yang terjadi sejak kudeta tahun lalu.

Moe Myint, seorang jurnalis berusia 35 tahun dan ibu dari tiga anak, ditahan pada hari Selasa di Dawei, sebuah kota di Myanmar selatan, kata editor, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena sensitivitas masalah ini.

Wartawan lain, Ko Zaw, 38, dan Thar Gyi, seorang desainer web berusia 21 tahun di publikasi tersebut, ditangkap pada hari Rabu. "Mereka saat ini ditahan di kantor polisi di Dawei dan alasan penangkapan mereka masih belum diketahui," kata editor, yang menyerukan agar mereka segera dibebaskan.

Seorang juru bicara junta militer yang berkuasa tidak menanggapi permintaan komentar.

Junta sebelumnya mengatakan mereka menghormati peran media tetapi tidak akan membiarkan pelaporan yang dianggap salah atau kemungkinan akan menyebabkan kerusuhan publik.

Militer telah mencabut izin media, memberlakukan pembatasan di internet dan siaran satelit dan menangkap puluhan wartawan sejak kudeta 1 Februari.

Myanmar menduduki peringkat sebagai penjara wartawan terburuk kedua di dunia dalam sebuah laporan yang diterbitkan oleh Committee to Protect Journalists.

Reporting ASEAN, sebuah kelompok advokasi media Asia Tenggara, mengatakan sejak kudeta 115 wartawan telah ditahan dan 44 tetap ditahan dan tiga orang meninggal.

Beberapa jurnalis asing juga ditahan, termasuk jurnalis Amerika Danny Fenster, yang merupakan redaktur pelaksana majalah online independen Frontier Myanmar.

Fenster dijatuhi hukuman 11 tahun penjara November lalu karena hasutan dan pelanggaran undang-undang tentang imigrasi dan pertemuan yang melanggar hukum, sebelum dibebaskan setelah negosiasi antara mantan diplomat AS Bill Richardson dan junta.

FOLLOW US