• News

Perokok Pasif di Indonesia Capai 78,4 Persen

Yahya Sukamdani | Jum'at, 21/01/2022 06:11 WIB
Perokok Pasif di Indonesia Capai 78,4 Persen Ilustrasi perokok pasif. Foto: suara.com

JAKARTA— Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengungkapkan data penelitian yang dilakukan Imperial College London bahwa prevalensi perokok pasif di Indonesia mencapai 78,4 persen. Fakta ini menunjukkan perokok pasif di Indonesia lebih tinggi dibandingkan negara-negara lain.

Deputi Pelatihan Penelitian dan Pengembangan BKKBN, Muhammad Rizal Martua Damanik, saat mengisi konferensi virtual BKKBN bertema Sosialisasi Pemahaman Hubungan Perilaku Merokok dan Stunting, Kamis (20/1/2022), mengatakan data penelitian yang dilakukan Imperial College London di Inggris menunjukkan prevalensi perokok pasif Indonesia sangat tinggi yaitu sebesar 78,4 persen dibandingkan negara lain seperti China hanya 48,4 persen, Bangladesh 46,7 persen, dan Thailand yang hanya 46,8 persen.

Dia menambahkan, data ini tentu cukup mengkhawatirkan, mengingat perempuan dan anak-anak merupakan kelompok yang rentan terhadap asap rokok.

Dia menjelaskan, paparan perokok pasif selama kehamilan dikaitkan dengan berbagai risiko kesehatan, kematian, kesakitan pada bayi, termasuk lahir mati, prematur, keguguran, dan berat badan lahir rendah. Kemudian bagi ibu hamil, menjadi perokok pasif berhubungan dengan kelahiran berkualitas rendah.

"Antara lain berat badan bayi 71,6 gram lebih rendah, 16 persen lebih tinggi kemungkinan berat badan lahir rendah, dan 51 persen lebih tinggi kemungkinan ukuran lahir lebih kecil daripada rata-rata," katanya seperti dilansir republika.co.id.

Tak hanya perokok pasif, ia juga menyoroti konsumsi rokok pada keluarga miskin masih sangat tinggi di Indonesia. Padahal, jika belanja rokok dikurangi bahkan dihilangkan sama sekali maka kesempatan keluarga miskin untuk mengkonsumsi makanan bergizi lebih besar.

FOLLOW US