• News

Ukraina Jadi Sasaran Serangan Siber, 70 Situs Pemerintah Diretas

Yati Maulana | Sabtu, 15/01/2022 18:11 WIB
Ukraina Jadi Sasaran Serangan Siber, 70 Situs Pemerintah Diretas Sekitar 70 situs milik pemerintah Ukraina diretas dalam suatu serangan siber besar-besaran. Foto: Reuters

JAKARTA - Ukraina dilanda serangan siber besar-besaran. Situs pemerintah diretas dan di dalamnya terdapat peringatan yang menebarkan ancaman. Serangan dunia maya itu terjadi beberapa jam setelah pembicaraan ditutup tanpa terobosan antara Rusia dan sekutu Barat, dan muncul kekhawatiran Moskow akan meluncurkan serangan militer baru ke negara yang diserbunya pada tahun 2014 itu.

Para pejabat Ukraina sedang menyelidiki serangan siber besar-besaran, yang menurut mereka menyerang sekitar 70 situs internet badan-badan pemerintah termasuk kementerian luar negeri, kabinet menteri, dan dewan keamanan dan pertahanan.

Meskipun mereka menghindari menuduh Moskow secara langsung, mereka menjelaskan bahwa mereka mencurigai Rusia. Rusia tidak berkomentar tetapi sebelumnya membantah berada di balik serangan dunia maya, termasuk terhadap Ukraina.

"Ukraina! Semua data pribadi Anda telah diunggah ke jaringan publik. Semua data di komputer dihancurkan, tidak mungkin untuk memulihkannya," kata pesan yang terlihat di situs web pemerintah yang diretas, ditulis dalam bahasa Ukraina, Rusia, dan Polandia. "Semua informasi tentang Anda telah menjadi publik, takut dan mengharapkan yang terburuk. Ini untuk masa lalu Anda, sekarang dan masa depa," sebut ancaman itu seperti dikutip Reuters.

NATO menanggapi dengan mengumumkan bahwa mereka akan menandatangani perjanjian baru dalam beberapa hari dengan Kyiv tentang kerja sama yang lebih erat dalam pertahanan dunia maya, termasuk memberi Ukraina akses ke sistem aliansi militer Barat untuk berbagi informasi tentang perangkat lunak berbahaya. Sekretaris Jenderal Jens Stoltenberg mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa para ahli dunia maya NATO telah bekerja dengan pihak berwenang Ukraina untuk menanggapi serangan itu.

Juru bicara kementerian luar negeri Ukraina mengatakan kepada Reuters bahwa terlalu dini untuk mengatakan siapa yang berada di balik serangan itu, tetapi Rusia telah berada di balik serangan serupa di masa lalu.

Pemerintah Ukraina mengatakan telah memulihkan sebagian besar situs yang terkena dampak dan tidak ada data pribadi yang dicuri.

Diplomat top Uni Eropa, Josep Borrell, mengutuk serangan siber dan mengatakan komite politik dan keamanan Uni Eropa dan unit siber akan bertemu untuk melihat kemungkinan membantu Kyiv: "Saya tidak bisa menyalahkan siapa pun karena saya tidak punya bukti, tapi kita bisa membayangkannya."

FOLLOW US