• News

Demo Para Anti-Vaksin Rusuh, Parlemen Bulgaria Diserbu

Yati Maulana | Kamis, 13/01/2022 11:46 WIB
Demo Para Anti-Vaksin Rusuh, Parlemen Bulgaria Diserbu Unjuk rasa para anti-vaksin di Bulgaria berujung rusuh. Foto: Reuters

JAKARTA - Pengunjuk rasa anti-vaksin mencoba menyerbu parlemen Bulgaria pada hari Rabu, 12 Januari 2022 kemarin. Selama demostrasi besar-besarnya yang menentang pembatasan karena virus corona di pusat kota Sofia, pengunjuk rasa sempat bentrok dengan polisi.

Ketegangan meningkat satu jam setelah sekitar 3.000 orang berkumpul di depan gedung parlemen, menuntut pencabutan izin kesehatan wajib yang mereka katakan menginjak-injak hak mereka dan merupakan cara curang untuk memaksa orang mendapatkan vaksinasi.

Para pengunjuk rasa, banyak dari mereka tiba dengan bus untuk rapat umum, mendorong mundur barisan polisi di sekitar parlemen dan mencapai pintu depan gedung. Mereka berhenti menerobos dan meminta anggota parlemen untuk keluar dan memenuhi tuntutan mereka. Beberapa orang, termasuk petugas polisi, terluka dalam bentrokan singkat tersebut.

Mengibarkan bendera nasional dan bendera partai Kebangkitan ultra-nasionalis, yang mengorganisir rapat umum, mereka meneriakkan "Kebebasan" dan "Mafia" dan mengecam semua tindakan terhadap virus. "Saya tidak menyetujui sertifikat hijau. Saya tidak setuju bahwa anak-anak dilarang menghadiri kelas. Saya tidak melihat logika dari hal-hal ini," kata Aparuh Mitov, 39 tahun, kepada Reuters di awal rapat umum.

Warga Bulgaria harus mengenakan masker di dalam ruangan dan di transportasi umum dan menunjukkan kartu kesehatan, yang diberikan kepada orang-orang yang divaksinasi, pulih atau yang dites negatif virus, untuk masuk ke restoran, kafe, pusat perbelanjaan, dan pusat kebugaran.

Bulgaria, negara yang paling sedikit warganya divaksinasi di Uni Eropa ini melaporkan rekor infeksi harian tertinggi pada hari Rabu kemarin yang sebagian besar disebabkan virus varian Omicron yang sangat menular.

Perdana Menteri Kiril Petkov, yang menjabat bulan lalu dan berjanji untuk mendorong vaksinasi di negara Balkan, mengatakan kepada saluran BTV bahwa dia menyesal tidak dapat bertemu dengan para pengunjuk rasa, tetapi siap untuk melakukannya pada hari Jumat, ketika karantina akan berakhir.

Petkov, Presiden Rumen Radev dan para menteri senior melakukan isolasi diri setelah seorang peserta pada pertemuan keamanan yang mereka hadiri pada hari Senin dinyatakan positif terkena virus corona. Dia menegaskan kembali bahwa izin kesehatan tidak akan dicabut.

"Pada saat ini, ketika kasus melonjak, dan dengan memahami hubungan antara jumlah orang yang divaksinasi dan izin kesehatan, itu tidak dapat dicabut," kata Petkov.

FOLLOW US