• Ototekno

Masalah Bagasi dan Kap, Tesla Tarik 675.000 Mobil

Akhyar Zein | Minggu, 02/01/2022 10:44 WIB
Masalah Bagasi dan Kap, Tesla Tarik 675.000 Mobil Tesla Model 3 (foto: Autoexpress/ otosia.com)

JAKARTA - Otoritas berwenang China pada Jumat (31/12) mengumumkan penarikan hampir 200.000 mobil itu, beberapa jam setelah 475.000 mobil Tesla ditarik di Amerika karena masalah dengan bagasi dan kap depan yang ada pada dua model Tesla.

Hal yang memunculkan pertanyaan baru tentang keamanan kendaraan listrik yang populer itu.

Menurut regulator Amerika dan China, masalah dengan bagasi dan kap mesin meningkatkan risiko kecelakaan.

Pihak berwenang mengatakan pembukaan dan penutupan bagasi Model 3 berulangkali dapat merusak kabel kamera spion.

Sementara U.S. National Highway Traffic Safety Administration NHTSA mengatakan masalah dengan kait untuk kap depan Model S dapat menyebabkan terbukanya kap tanpa peringatan dan menghalangi visibilitas pengemudi.

Tesla memperkirakan masalah itu mempengaruhi 1% Tesla Model 3 dan 14% Tesla Model S yang ditarik di Amerika, yang sejauh ini belum menimbulkan kecelakaan apapun.

Penarikan massal bukanlah hal yang jarang terjadi dalam industri otomotif.

Volkswagen harus menarik 8,5 juta mobil dari peredaran pada tahun 2015 karena skandal Dieselgate, di mana perusahaan Jerman itu mengaku merusak jutaan kendaraan diesel untuk menipu tes emisi.

Dalam beberapa tahun terakhir ini setidaknya ada 100 juta kendaraan yang ditarik oleh perusahaan mobil di seluruh dunia karena cacat pada airbag yang dibuat kelompok Takata Jepang, yang kini bangkrut.

Penarikan kembali Tesla hari ini mewakili seperempat dari jumlah mobil yang diproduksi perusahaan milik Elon Musk itu.

Analis otomotif Jerman, Matthias Schmidt mengatakan “penarikan mobil ini merupakan peringatan bagi Tesla, dengan tamparan langsung pada industri otomotif yang mungkin lebih rumit dibanding industri telpon pintar di mana orang-orang suka membandingkannya.”

Ditambahkannya, “bagaimana pun juga sebuah mobil roda empat yang tidak berfungsi dapat berpotensi melakukan lebih banyak kerusakan dibanding iPhone yang tidak berfungsi.(VOA)

FOLLOW US