• News

AS Desak Warga Tak Lakukan Perjalanan Kapal Pesiar Meski Sudah Vaksin

Asrul | Jum'at, 31/12/2021 07:02 WIB
AS Desak Warga Tak Lakukan Perjalanan Kapal Pesiar Meski Sudah Vaksin Otoritas kesehatan AS sekarang mendesak orang Amerika untuk menghindari berlayar, terlepas dari status vaksinasi COVID-19. (Foto: GETTY IMAGES AMERIKA UTARA/AFP/Joe Raedl

JAKARTA - Meskipun telah divaksinasi, Otoritas kesehatan Amerika Serikat (AS) pada Kamis mendesak warga Amerika untuk menghindari perjalanan dengan kapal pesiar dengan alasan lonjakan kasus COVID-19 yang dipicu oleh varian Omicron.

"Hindari perjalanan kapal pesiar, terlepas dari status vaksinasi," kata Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS yang meningkatkan pemberitahuan perjalanan tentang berlayar ke Level 4, yang tertinggi dalam skala risiko COVID-19.

"Bahkan pelancong yang divaksinasi lengkap mungkin berisiko terkena dan menyebarkan varian COVID-19," kata pemberitahuan itu.

Antara 15 dan 29 Desember, ada 5.013 kasus COVID-19 di perairan AS yang dilaporkan ke CDC, 31 kali lipat dari tingkat dalam dua minggu sebelumnya, menurut email dari juru bicara CDC.

Badan tersebut merekomendasikan langkah-langkah mitigasi yang mencakup vaksinasi dan dorongan, mengenakan masker di dalam ruangan dan melakukan tes sebelum berkumpul.

"Virus penyebab COVID-19 mudah menyebar antar orang dalam jarak dekat di atas kapal, dan peluang tertular COVID-19 di kapal pesiar sangat tinggi, meskipun Anda sudah divaksinasi lengkap dan telah menerima dosis booster vaksin COVID-19," kata CDC.

Lonjakan kasus baru terkait dengan varian Omicron yang sangat menular telah menimbulkan tantangan baru bagi industri pelayaran, yang melanjutkan layanan di AS musim panas ini setelah tidak aktif selama lebih dari setahun.

Pada Kamis, Royal Caribbean mengubah atau membatalkan 16 tujuan dari 331 karena peningkatan kasus COVID-19. Saham Royal Caribbean turun 0,2 persen dalam perdagangan sore.

Saham Carnival turun 0,6 persen pada perdagangan sore hari, sementara Norwegian Cruise Line turun 1,5 persen.


Foto: AFP

FOLLOW US