• News

WHO Keluarkan Daftar Penggunaan Darurat Vaksin COVID-19 Novavax, Saham Novavax Naik 6,4 Persen

Asrul | Sabtu, 18/12/2021 06:10 WIB
WHO Keluarkan Daftar Penggunaan Darurat Vaksin COVID-19 Novavax, Saham Novavax Naik 6,4 Persen Logo Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) (Foto: medcom.id)

Jakarta - Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada Jumat mengeluarkan daftar penggunaan darurat (EUL) untuk vaksin COVID-19 Novavax versi Serum Institute of India, membuka jalan bagi kedua perusahaan untuk mengirimkan dosis mereka untuk program COVAX.

Hal ini menandai tonggak penting bagi Novavax setelah vaksin tersebut, mengalami penundaan, terutama dalam meningkatkan produksi. Saham Novavax naik 6,4 persen karena berita tersebut.

Namun, vaksin Novavax sendiri, Nuvaxovid, saat ini sedang dalam penilaian oleh European Medicines Agency (EMA), dan WHO mengatakan bahwa mereka akan menyelesaikan penilaiannya sendiri terhadap suntikan tersebut setelah EMA mengeluarkan rekomendasinya.

Bagi WHO, izin untuk Covovax akan memberikan dorongan signifikan untuk meningkatkan akses ke vaksin COVID-19 di negara-negara miskin di bawah program COVAX, yang telah dirusak oleh penundaan tahun ini.

“Daftar ini bertujuan untuk meningkatkan akses khususnya di negara-negara berpenghasilan rendah, 41 di antaranya masih belum dapat memvaksinasi 10 persen dari populasi mereka, sementara 98 negara belum mencapai 40 persen,” Dr Mariangela Simao, asisten direktur jenderal WHO untuk Akses Obat dan Produk Kesehatan mengatakan dalam pernyataan itu.

Novavax dan Serum Institute, produsen vaksin terbesar di dunia, telah bersama-sama berkomitmen untuk menyediakan lebih dari 1,1 miliar dosis untuk fasilitas COVAX.

Vaksin berbasis protein oleh Novavax pada bulan Juni terbukti lebih dari 90 persen efektif, termasuk terhadap berbagai varian virus corona terkait, dalam uji coba tahap akhir di Amerika Serikat.

"Vaksin ini dapat digunakan dalam berbagai konteks, dan akan memberi negara pilihan penting lainnya dalam upaya melindungi populasi mereka," kata Seth Berkley, kepala eksekutif GAVI, Aliansi Vaksin. (Reuters)

FOLLOW US