• News

Desak Rusia dan Ukraina Cari Jalan Keluar Diplomatik, Ini Penjelasan Menlu AS

Asrul | Kamis, 02/12/2021 21:37 WIB
Desak Rusia dan Ukraina Cari Jalan Keluar Diplomatik, Ini Penjelasan Menlu AS Menlu AS Anthony Blinken. (Foto: Anadolu Agency)

Jakarta - Amerika Serikat (AS) mendesak Rusia dan Ukraina segera mencari jalan keluar diplomatik, di tengah pertikaian kedua negara.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken saat bertemu Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov di Stockholm memperingatkan "konsekuensi serius", jika Rusia menginvasi Ukraina.

Pernyataan tegas itu disampaikan Washington sehari setelah ancaman Gedung Putih untuk memberikan sanksi keras, jika terjadi serangan Rusia.

"Cara terbaik untuk mencegah krisis adalah melalui diplomasi," kata Blinken kepada wartawan sebelum melakukan pembicaraan dengan Lavrov dikutip dari Reuters pada Kamis (2/12).

Blinken mengatakan, Moskow dan Kyiv masing-masing harus memenuhi kewajiban mereka di bawah proses perdamaian Minsk 2014, yang dirancang untuk mengakhiri perang antara separatis pro-Rusia dan pasukan pemerintah Ukraina di timur bekas republik Soviet.

Washington bersedia memfasilitasi ini, kata Blinken, tetapi "jika Rusia memutuskan untuk melakukan konfrontasi, akan ada konsekuensi serius".

Sementara itu Lavrov mengatakan kepada wartawan, bahwa Moskow siap untuk berdialog dengan Kyiv. "Kami, seperti yang dikatakan Presiden (Vladimir) Putin, tidak ingin ada konflik," katanya.

Kedua pria itu berbicara selama sekitar 30 menit di sela-sela pertemuan Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) di Stockholm, dalam kontak tingkat tertinggi antara kedua belah pihak sejak pertemuan puncak antara Putin dan Presiden AS Joe Biden pada Juni lalu.

"Jika Moskow memilih jalur eskalasi militer, Sekretaris (Blinken) menjelaskan bahwa Amerika Serikat dan sekutu kami siap untuk mengenakan biaya yang signifikan," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price.

Sebelumnya, Ukraina mengklaim Rusia telah mengumpulkan lebih dari 90.000 tentara di dekat perbatasan, sementara Moskow menuduh Kyiv mengejar pembangunan militernya sendiri.

FOLLOW US