• News

Syahrul akan Tindak Tegas Mafia Pupuk Subsidi

Asrul | Jum'at, 26/11/2021 12:05 WIB
Syahrul akan Tindak Tegas Mafia Pupuk Subsidi Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dalam acara penandatanganan MoU pengembangan komoditas hortikultura orientasi ekspor di Hotel Braja Mustika, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis, 28 Oktober 2021. (foto: Humas Kementan)

JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo menegaskan tidak akan mengampuni mafia pupuk. Itu disampaikan pada Mentan Sapa Petani dan Penyuluh (MSPP) Volume 44 yang mengangkat tema Pengelolaan Pupuk Bersubsidi, Jumat (26/11).

"Pupuk itu diminta 24 juta yang disiapkan pemerintah hanya 9 juta ton jadi kurang bukan langka. Sudah kurang, ada lagi distributor atau agen yang mungkin nggak benar pula. Dan siapa yang disalahkan, Kementerian Pertanian (Kementan)," kata Syahrul.

Meningat kekurangan tersebut, Syahrul pun meminta para Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) tidak melakukan kesalahan dalam melakukan pendataan penerima pupuk subsidi.

"Kalau sudah kurang rakyat teriak besok jangan lagi salah rencana, jangan lagi salah kasih dan jangan ada PPL atau kadis berbuat salah dengan masalah pupuk subsidi karena itu rawan," kata Syahrul.

Mentan Indonesia ke-28 yang menjabat sejak 23 Oktober 2019 di Kabinet Indonesia Maju Periode 2019-2024, juga meminta penyuluh agar melaporkan jika terjadi kecurangan dalam pendistribusian pupuk subsidi.

"Kalau begitu, yang saya janjian kepada penyuluh kepada kepada kepada dinas yang curang saya suruh tangkap. Kasih saya datanya, jangan fitnah, jangan tuduh. Ini kita bangun demi kepentingan rakyat," tegas Syahrul.

Syahrul juga berharap kepada jajaran Kementan untuk memastikan nama-nama penerima dan tidak menerima pupuk susbsidi agar tidak salah. "Kasih tau saya kalau ada pupuk yang lari ke tempat lain. Asal ada datanya, saya pasti sikat," kata Syahrul.

Di tempat yang sama, Kepada Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi meminta kepada penyuluh untuk mendampingi petani menyiapkan RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani) pupuk subsidi.

"Akurasi data, kecepatan data, dan dikirim tepat waktu itu menjadi kunci keberhasilan pengelolaan pupuk subsidi. Yang paling penting adalah akurasi lahan. Karena inilah sebenarnya yang menentukan alokasi pupuk nasional kita," tegas Dedi.

Dedi juga meminta kepada penyuluh agar menyampaikan kepada petani, kemapuan pemerintah memberikan pupuk subsidi sangat terbatas. "Tahun lalu usulan RDKK kita 24 juta ton pupuk subsidi untuk berbagai komoditas, tapi ternyata pemerintah hanya mampu mengalokasikan 9 juta ton," kata Dedi.

Dedi menyampaikan, kemapuan pabrik pupuk dalam negeri kurang lebih hanya lebih 13 juta ton. Dari 13 juta ton tersebut, sebagian diekspor, digunakan dalam negeri dalam bentuk nonsubsidi, dan sebagian lagi untuk pupuk subsidi.

"Memang kemampuan pabrik kita memproduksi pupuk saat ini memang segitu. Dari 13 juta ton 9 juta untuk pupuk subsidi, sebagian kecil mungkin sekitar 3 juta ton untuk nonsubsidi dan sisahnya 1 juta ton itu ekspor," kata Dedi.

Karena itu, Dedi menegaskan pentingnya akurasi data. "Data petani dan lahan itu mestinya tidak banyak berubah paling juga sedikit. Jadi, para penyuluh silakan gunakan data lama tinggal dicocokan di lapangan," kata Dedi.

FOLLOW US