• News

Ini Tiga Tantangan Entaskan Stunting di Indonesia yang Diungkap BKKBN

Asrul | Selasa, 02/11/2021 13:28 WIB
Ini Tiga Tantangan Entaskan Stunting di Indonesia yang Diungkap BKKBN Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo . (Foto: Supiatno: Jurnas.com)

Katakini.com - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo mengungkapkan tiga tantangan, yang dihadapi BKKBN dalam mengentaskan stunting di Indonesia.

Hasto mengatakan, tantangan pertama dalam menurunkan angka stunting adalah mengubah mindset masyarakat dalam menentukan asupan dan gizi. Menurut Hasto, masih banyak masyarakat, yang memberikan makan kepada anaknya yang tidak memenuhi gizi seimbang.

"Ini penting sekali karena banyak sekali konsumsi itu tidak memenuhi gizi seimbang dan orang cenderung konsumsi yang praktis, tapi sebetulnya tidak higienis dan kadang-kadang ini juga tidak memenuhi syarat mikronutrien maupun makronutrien," ujar Hasto baru-baru ini.

Tantangan kedua, lanjut Hasto, masih banyak masyarakat yang belum memahami secara sepenuhnya bahwa cara mengasuh (parenting) sangat memengaruhi pola makan anak.

"Ketika anak tidak happy, tidak gembira bagaimana anak mau makan. Padahal, kalau kita ingin mengajari anak makan dan apa saja itu harus happy dulu," kata Hasto.

Tantangan terakhir, lingkungan yang belum sehat.

"Kadang-kadang lingkungan kita belum sehat sehingga penyakit menular masih terjadi. Sebentar-sebentar diare, sebentar-sebentar batuk pilek, akhirnya dia juga infeksi kronis, akhirnya berat badannya naik dan akhirnya juga tingginya tidak tambah," kata Hasto.

Seperti diketahui, stunting masih menjadi perhatian pemerintah Indonesia hingga saat ini. Presiden Joko Widodo menargetkan, pervalensi angka stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024.

Menurut Hasto, sebelum pandemi, angka stunting berada pada 27,67 persen. Kemdian, selama pandemi berlangsung angka stunting mengalami penurunan hanya sedikit, yaitu menjadi 26,9 persen.

"Sekarang evaluasi terakhir Kementerian Kesehatan, angka stunting masih 26,9 persen. Itu evaluasi terakhir jadi masa pandemi memang menghambat penurunan. Sehingga penurunan sedikit," ujarnya.

FOLLOW US