• News

Hasto Wardoyo: Peran Perguruan Tinggi Sangat Penting Guna Atasi Stunting

Asrul | Selasa, 26/10/2021 21:02 WIB
Hasto Wardoyo: Peran Perguruan Tinggi Sangat Penting Guna Atasi Stunting Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo pada acara talkshow interaktif Membangun Keluarga Berkualitas yang digelar secara virtual, Jakarta, 21 Desember 2020. (Foto: Supianto/Jurnas)

Katakini.com - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN), Hasto Wardoyo mengatakan, peran perguruan tinggi sangat penting dan strategis dalam penanganan stunting.

Hal itu disampaikan Hasto dalam keynote speech pada Simposium Nasional 2021 "Praktik Baik Percepatan Penurunan Stunting Melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi", Jakarta, Selasa (26/10).

Saat ini, BKKBN bekerja sama dengan perguruan tinggi dalam memberikan sosialisasi dan edukasi pencegahan stunting. Salah satunya, melalui program pengabdian masyarakat (KKN Tematik).

Lewat program tersebut, kata Hasto, mahasiswa akan diarahkan melakukan sosialisasi dan edukasi terkait pencegahan stunting. "Peran perguruan tinggi saya kira sangat penting dalam melakukan coaching mentoring pada masyarakat desa," ujar Hasto.

Hasto mencatat, sudah ada sebelas perguruan tinggi yang sudah bergabung dalam tersebut.

Kesebelas kampus itu, yakni Universitas Muhammadiyah-Aisyiyah, Universitas Muhammadiyah Gorontalo, Universitas Gorontalo, UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda, Universitas Teuku Umar, Universitas Muhammadiyah Tangerang, Universitas Batang Hari, Universitas Muhammadiyah Aceh, Universitas Sunan Ampel Surabaya, Universitas Jambi, Universitas Sahid Jakarta.

"Mudah-mudahan perguruan tinggi lainnya segera menyusul. Targetnya nanti 4.600 perguruan tinggi untuk kemudian semua desa bisa tersentuh dengan mahasiswa melalui pendampingan pengentasan stunting," katanya.

Hasto berharap perguruan tinggi bersama-sama kementerian dan lembaga bisa hadir di tengah masyatakat dan memberikan sentuhan dari aspek sensitif yakni faktor sanitasi, pendidikan, kemiskinan, maupun spesifik yakni sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat.

Pada kesempatan yang sama,  Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy mengatakan, banyak kasus stunting terjadi karena ketidaktahuan.

"Banyak sekali kasus stunting ini justru dimulai dari ketidaktahuan dan ketidakpahaman yang cukup dalam kaitannya dengan hidup sehat terutama yang diderita oleh remaja akibat diet tidak rasional yang megakibatkan gangguan dalam janin," ujarnya.

Karena itu, Muhadjir berharap, kerja sama BKKBN dengan perguruan tinggi dalam pengentasan stunting tidak lagi pada masyarakat yang sudah menikah, tetapi kepada para mahasiswa/i atau remaja.

"Dalam konteks kerja sama antara BKKBN dengan perguruan, maka penanganan stunting, terutama dalam pendekatan yang persuasif dan eduktif dari calon pengantin menjadi sangat strategis," ujar Muhadjir.

Muhadjir mengatakan, ada dua sasaran yang harus dicapai dalam kerja sama ini, yaitu melakukan penyadaran dan pendidikan bagi para mahasiswa. Selanjuntya, sebagai pengabdian kepada masyarakat dalam memberikan pengarahan, sekaligus penyelesaikan masalah stunting.

"Kita semua menyadari penanganan stunting tidak cukup berhenti simposium, justru yang lebih penting adalah bagaimana aksi di lapangan. Harus kita kejar kantong stunting terjadi dan kemudian kita seselaikan satu demi satu," ujarnya.

FOLLOW US