• News

Melestarikan Bahasa Enggano yang Kian Tergerus Zaman

Asrul | Jum'at, 15/10/2021 07:03 WIB
Melestarikan Bahasa Enggano yang Kian Tergerus Zaman Suku Enggano (Foto: Antaranews)

Jakarta, katakini.com - Keberadaan bahasa Enggano di Bengkulu mengalami kemunduran. Padahal bahasa ini dituturkan oleh sekitar 1.500 masyarakat suku Enggano, yang mendiami sebuah pulau kecil yang berjarak sekitar 156 km dari Ibukota Provinsi Bengkulu.

Menurut laporan Kantor Bahasa Bengkulu, penutur bahasa Enggano terus menurun dari waktu ke waktu, karena jumlah penuturnya yang berkurang akibat bencana alam dan penyakit menular, yang pernah melanda daerah itu sehingga banyak penduduk yang meninggal.

Di samping itu, penggerusan terhadap penggunaan bahasa Enggano juga terjadi karena banyak pendatang yang menetap tinggal di Pulau Enggano, baik melalui program transmigrasi maupun pendatang mandiri.

"Walaupun, saat ini bahasa Enggano masih digunakan sebagai alat komunikasi intra-suku dan upacara adat, tetapi penggunaan bahasa Indonesia mulai mendominasi dalam komunikasi informal di warung/toko-toko yang pada umumnya dimiliki oleh pendatang," terang Kepala Kantor Bahasa Bengkulu Yanti Riswara pada Kamis (14/10).

Selain itu, generasi muda yang sudah mengenyam pendidikan formal, baik di Enggano maupun di Bengkulu, cenderung menggunakan bahasa Indonesia saat berinteraksi dengan keluarganya.

Ancaman serius ini menjadi alasan Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu menyusun Kamus Bahasa Enggano, yang diharapkan menjadi rujukan bagi pengguna dan pembelajaran bahasa Enggano.

Dari penyusunan ini, lanjut Yanti, tim penyusun telah mendapatkan 1.600 lema dan sublema bahasa Enggano, setelah dilakukan analisis secara leksikografi dengan melibatkan sejumlah pakar, pemimpin suku adat, dan pemerintah daerah.

"Kendala dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah jaraknya yang cukup jauh dan akses yang masih sulit, serta komunikasi melalui telepon yang tidak lancar karena sinyal tidak cukup baik, sehingga proses verifikasi data harus dilakukan dengan datang kembali ke Pulau Enggano," tutup Yanti.

FOLLOW US