• News

Sekjen PBB Harapkan Kaum Muda Dapat Pertahankan Tekanan Iklim

Ariyan Rastya | Kamis, 30/09/2021 19:01 WIB
Sekjen PBB Harapkan Kaum Muda Dapat Pertahankan Tekanan Iklim Para aktivis di Milan akan menguraikan prioritas mereka untuk aksi iklim dalam komunike bersama yang akan dipresentasikan kepada para menteri pada pertemuan Sabtu sebagai bagian dari persiapan pra-COP. Foto: CNA

MILAN- Sekjen PBB Antonio Guterres memuji kaum muda pada Kamis 30/09/2021 karena memberikan contoh yang kuat dalam menjaga iklim Bumi, menjelang pertemuan puncak iklim penting bulan depan.

Antonio Guterres mendesak kaum muda untuk terus menekan para pemimpin dunia dalam menghadapi Pemasan Global.

"Kami tahu apa yang perlu dilakukan dan kami memiliki alat untuk melakukannya. Kaum muda telah berada di garis depan dalam mengedepankan solusi positif, mengadvokasi keadilan iklim, dan meminta pertanggungjawaban para pemimpin."

KTT iklim PBB COP26, yang dimulai 31 Oktober di Glasgow, dianggap penting bagi keberhasilan Perjanjian Paris 2015.

Perjanjian Paris 2015 itu mengikat negara-negara untuk membatasi kenaikan suhu global hingga "jauh di bawah" 2 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri melalui pengurangan emisi secara besar-besaran.

Guterres mendesak delegasi di Glasgow untuk membawa rencana emisi mereka sejalan dengan jalur 1,5C.

"Ini berarti bahwa mereka harus berkomitmen pada nol bersih pada pertengahan abad, dengan target ambisius 2030, dan rencana yang jelas untuk mencapainya," katanya.

Sekjen PBB juga meminta negara-negara maju di COP26 untuk memenuhi janji mereka untuk memberikan US$100 miliar setiap tahun ke negara-negara yang sudah menanggung beban bencana iklim.

Dilansir dari CNA, Para aktivis di Milan akan menguraikan prioritas mereka untuk aksi iklim dalam sebuah komunike bersama yang akan dipresentasikan kepada para menteri pada pertemuan Sabtu sebagai bagian dari persiapan pra-COP.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, yang negaranya akan menjadi tuan rumah COP26, mengatakan melalui tautan video bahwa "orang-orang muda di seluruh dunia sudah membayar harga untuk tindakan sembrono para tetua mereka."

"Masih ada cukup waktu untuk mengerem. Kami tahu apa yang perlu dilakukan, kami hanya harus melanjutkannya. Perubahan pada skala yang kami butuhkan sangat mungkin."

FOLLOW US