• News

Taliban Minta Maskapai Penerbangan Lanjutkan Penerbangan Internasional ke Afghanistan

Asrul | Minggu, 26/09/2021 19:26 WIB
Taliban Minta Maskapai Penerbangan Lanjutkan Penerbangan Internasional ke Afghanistan Ilustrasi. Anggota Taliban di kawasan perbatasan Pakistan dan Afghanistan. (foto: AFP)

Kabul, katakini.com - Pemerintah Taliban di Afghanistan pada Minggu (26/9) meminta penerbangan internasional dilanjutkan, menjanjikan kerja sama penuh dengan maskapai penerbangan dan mengatakan bahwa masalah di bandara Kabul telah diselesaikan.

Pernyataan dari kementerian luar negeri muncul ketika pemerintahan baru telah meningkatkan upaya untuk membuka negara dan mendapatkan penerimaan internasional setelah runtuhnya pemerintah yang didukung Barat bulan lalu.

Sejumlah penerbangan bantuan dan penumpang telah beroperasi dari bandara.

Namun, layanan komersial normal belum dilanjutkan sejak ditutup setelah evakuasi kacau puluhan ribu orang asing dan warga Afghanistan yang rentan setelah perebutan ibu kota oleh Taliban.

Bandara, yang rusak selama evakuasi, telah dibuka kembali dengan bantuan tim teknis dari Qatar dan Turki.

Sementara beberapa maskapai penerbangan termasuk Pakistan International Airlines telah menawarkan layanan terbatas dan beberapa orang bisa mendapatkan tempat di penerbangan, harga dilaporkan berkali-kali lebih tinggi dari biasanya.

Juru bicara kementerian luar negeri Abdul Qahar Balkhi mengatakan penangguhan penerbangan internasional telah membuat banyak warga Afghanistan terdampar di luar negeri dan juga mencegah orang bepergian untuk bekerja atau belajar.

"Karena masalah di Bandara Internasional Kabul telah diselesaikan dan bandara beroperasi penuh untuk penerbangan domestik dan internasional, IEA meyakinkan semua maskapai penerbangan tentang kerja sama penuhnya," katanya, menggunakan singkatan untuk Imarah Islam Afghanistan, istilah Taliban untuk pemerintahan baru mereka.

Sejak mengambil alih kekuasaan, Taliban bergulat dengan krisis ekonomi yang parah dan telah menghadapi tekanan pada berbagai masalah mulai dari pendidikan anak perempuan hingga tuduhan pembalasan terhadap mantan pejabat dan lainnya yang terkait dengan pemerintah sebelumnya.

FOLLOW US