• News

Menteri Suharso Beberkan Penyebab Utama Kenaikan Angka Kemiskinan dan Ketimpangan

Budi Wiryawan | Selasa, 21/09/2021 23:00 WIB
Menteri Suharso Beberkan Penyebab Utama Kenaikan Angka Kemiskinan dan Ketimpangan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa. (Foto: Ist)

Katakini.com - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa menjadi pembicara dalam webinar “Strategi Penurunan Kemiskinan dan Kesenjangan Ekonomi” yang diselenggarakan oleh Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia, Selasa (21/9/2021).

Dalam kesempatan itu, Menteri menjelaskan penyebab utama kenaikan angka kemiskinan dan ketimpangan.

Pertama, pembatasan kegiatan ekonomi menurunkan pendapatan penduduk, yang berdampak kepada pekerja di sektor-sektor jasa akomodasi dan makanan, manufaktur, perdagangan grosir dan ritel.

Kedua, mayoritas pekerja masih banyak di sektor informal, yaitu 78,14 juta yang tidak memiliki jaminan pendapatan, jaminan kecelakaan, maupun jaminan kematian ketika terjadi pandemi dan jatuh sakit.

Ketiga, sebanyak 29,12 juta penduduk usia kerja terdampak akibat pandemic. Dari angka tersebut, 24 juta orang mengalami pengurangan jam kerja, dan yang lainnya menganggur atau tidak bekerja sementara.

Keempat, migrasi pekerja yang terdampak dari kota ke desa tempat asal pada saat pandemi. Tenaga kerja ini tidak mendapatkan pekerjaan pengganti, bekerja serabutan, bertani, bahkan menganggur, sehingga meningkatkan kemiskinan di desa.

Menteri mengatakan, kebijakan penurunan ketimpangan dan kemiskinan adalah menciptakan lapangan kerja yang berkualitas bagi kelompok rendah dan menengah.

“Tentu strategi kedepan, untuk penurunan ketimpangan dan kemiskinan, kuncinya adalah menciptakan lapangan kerja, dan kita tahu sebenarnya kedepan ini business model sudah berubah, financial model berubah, sehingga dengan demikian memang diperlukan kualifikasi pekerja-pekerja yang meningkat. Jadi harus dilakukan reskilling upskilling dari para pekerja bahkan entrepreneur sendiri,” ucap Menteri.

“Satu sisi pemerintah ingin memperbaiki sosial transfer yang sedemikian rupa, basis data diperbaiki, dengan demikian kita bisa menurunkan kemiskinan dan tingkat pengangguran terbuka,” lanjutnya.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri juga menjelaskan bahwa kebijakan penurunan kemiskinan dan ketimpangan dilakukan dengan kebijakan makro.

“Kebijakan makronya tentu adalah bagaimana kita meningkatkan pendapatan, dan pada saat yang sama menurunkan beban pengeluaran. Pengeluaran ini kemudian ini ada social transfer, bentuknya beragam mulai dari sembako, BTS, bantuan tunai langsung, jaminan kesehatan PBI, Kartu Indonesia Pintar, ini kira-kira ada sekitar 14 social product, dari tadinya hanya 4 jenis,” ujar Menteri.

“Pada saat yang sama tentu kita harus lakukan peningkatan pendapatan, dalam hal ini akses permodalan, peningkatan kualitas produk dan akses pemasaran, mendorong ketenagakerjaan yang inklusif, dan pengembangan kewirausahaan, kemitraan, dan keperantaraan pasar,” pungkasnya

FOLLOW US