• News

Sejak Tragedi 9/11, Islamofobia di Kanada Melonjak

Yahya Sukamdani | Sabtu, 11/09/2021 09:15 WIB
Sejak Tragedi 9/11, Islamofobia di Kanada Melonjak Warga Muslim Kanada menentang aksi diskriminasi terhadap mereka. (foto: parstoday.com)

OTTAWA – Sejak tragedi serangan 9 September 2001 (9/11) kebencian dan serangan terhadap umat Islam atau Islamofobia di Kanada melonjak.

Demikian laporan Dewan Nasional Muslim Kanada (NCCM) pada Jumat.

“Sentimen anti-Muslim tidak hanya tumbuh tapi juga berkembang,” kata Koordinator Komunikasi NCCM, Fatema Abdalla, kepada Global News.

Tragedi 9/11 telah menyebabkan serangan mengerikan terhadap umat Islam.

Pada 2017, seorang pria mendatangi sebuah masjid di Kota Quebec dan menembak mati enam jamaah serta melukai 19 lainnya.

Baru-baru ini di London, Ontario, seorang pria yang dimotivasi kebencian menabrak sebuah keluarga Muslim dengan truknya. Insiden tersebut menewaskan empat orang dan meninggalkan satu orang yang selamat, seorang anak laki-laki berusia sembilan tahun.

“Serangan semacam itu, kebencian terhadap Muslim, telah menjadi ciri konstan kehidupan politik Kanada sejak 9/11,” ujar Profesor Universitas British Columbia, Sunera Thobani.

Berdasarkan data statistik Kanada, kebencian terhadap Muslim Kanada meningkat setelah serangan World Trade Center dan perlahan-lahan berkembang.

Dilansir Daily Sabah, Sabtu (11/9), pada tahun 2004, serangan anti-Muslim berjumlah 99, naik menjadi 135 pada tahun 2009.

Jumlah tersebut terus naik dan melonjak. Dua tahun kemudian, pada tahun 2017, tahun di mana pembunuhan Masjid Kota Quebec terjadi, menjadi 349 serangan.

Pada tahun 2015, Eks Pemimpin Partai Konservatif dan Perdana Menteri Stephen Harper ingin membentuk saluran telepon praktik budaya kejam.

Warga Kanada dapat menelepon untuk melaporkan ritual mengganggu yang melibatkan tetangga mereka. Namun, gagasan itu dianggap banyak orang berasal dari sentimen anti-Muslim.

Lalu pemerintah Quebec melembagakan undang-undang yang melarang simbol agama dipakai oleh pegawai negeri, seperti guru, perawat dan polisi di tempat kerja.

Kritikus mengatakan peraturan tersebut secara tidak adil menargetkan wanita Muslim yang mengenakan jilbab.

“Narasi yang berlaku dari semua sentimen ini adalah Muslim mencoba menyusup dan mengambil alih Barat dan melakukan genosida kulit putih atau setidaknya mengubah budaya,” kata Direktur Eksekutif Jaringan Anti Kebencian Kanada, Evan Balgord.

Sebagaimana diberitakan repubika.co.id, didorong oleh serangan mengerikan di London, Ontario, pada bulan Juni lalu, sebuah pertemuan yang membahas tentang Islamofobia diadakan pada 22 Juli oleh Perdana Menteri Justin Trudeau. Pertemuan itu menawarkan kesempatan bagi komunitas Muslim untuk mengidentifikasi cara-cara konkret untuk memerangi Islamofobia di seluruh negeri.

Salah satu rekomendasi yang diajukan oleh NCCM adalah strategi anti-Islamofobia federal pada akhir tahun.

“Kenyataannya adalah kita tidak bisa terus menambahkan daftar hal-hal mengerikan yang telah terjadi. Untuk komunitas kami, ini tentang bertahan hidup,” ucap Kepala NCCM, Mustafa Farooq.

FOLLOW US