• News

Ahli: Ismail Sabri Harus Beda Dari Muhyiddin

Akhyar Zein | Jum'at, 20/08/2021 19:48 WIB
Ahli: Ismail Sabri Harus Beda Dari Muhyiddin Ismail Sabri Yaakob tiba di Istana Negara di Kuala Lumpur 19 Agustus 2021 (foto: malaymail.com)

Katakini.com,- Ahli politik Malaysia mengatakan Perdana Menteri baru Malaysia Ismail Sabri Yaakob perlu membuktikan pemerintahannya berbeda dengan masa kepemimpinan Muhyiddin Yassin.

Raja Malaysia baru saja mengumumkan Ismail Sabri yang juga merupakan wakil perdana menteri di era Muhyiddin berkuasa, sebagai perdana menteri baru pada Jumat.

“Hal ini penting karena banyak yang khawatir dan tidak setuju dengan pengangkatan Dato` Sri Ismail Sabri karena dia sama saja. Yang paling penting adalah komposisi menteri kabinet,” kata ahli politik dari Universitas Teknologi Malaysia Azmi Hassan kepada Anadolu Agency, Jumat.

Azmi mengungkapkan jabatan menteri pada pemerintahan Perikatan Nasional (PN) diberikan sesuai kepentingan partai sebagai apresiasi karena mendukung Muhyiddin.

Namun, Azmi melihat ada beberapa menteri dalam pemerintahan gagal menjalankan tugasnya karena tidak kompeten.

Untuk itu, Azmi menilai Ismail perlu mengangkat menteri kabinet dari kalangan yang kompeten, dan tidak sesuai partai.

“Jika Ismail Sabri berhasil melakukannya yaitu mengangkat orang-orang berkaliber, maka tidak akan ada lagi tudingan bahwa ia memimpin pemerintahan Perikatan Nasional 2.0,” ungkap Azmi.

 

-Koalisi yang rapuh

Sebagai catatan, Sabri yang berasal dari partai Partai United Malays National Organization (UMNO) berhasil naik ke puncak kekuasaan meski partainya bukan pemenang dalam pemilu, sama halnya dengan Muhyiddin Yassin yang dia gantikan karena kehilangan dukungan politik dari UMNO.

Pakar hubungan internasional Universitas Indonesia, Evi Fitriani, mengatakan UMNO dapat meraih posisi perdana menteri karena pemilu Malaysia tahun 2018 memang tidak menghasilkan satu partai yang bisa menguasai kursi mayoritas di parlemen Malaysia.

"Jadi perdana menteri sangat tergantung pada kemampuan partai-partai untuk membangun koalisi," kata Evi kepada Anadolu Agency.

Menurut Evi, Partai Bersatu yang mengantarkan Muhyiddin sebagai perdana menteri dulu juga bukan pemenang pemilu tapi dia berhasil membangun koalisi.

"Pemerintah yang berdiri dengan koalisi partai-partai memang tidak kuat karena bisa runtuh cuma gara-gara satu partai menarik dukungan seperti yang terjadi dengan Muhyiddin," tutur Evi.

Pemilihan umum di Malaysia tahun 2018 menghasilkan koalisi Pakatan Harapan sebagai pemenangnya, mengalahkan koalisi Barisan Nasional yang di dalamnya Partai UMNO.

Kemenangan koalisi Pakatan Harapan mengantarkan Mahathir Mohammad sebagai menjadi perdana menteri, yang kemudian digantikan Muhyddin Yassin karena Mahathir mengundurkan diri.

Kini dengan kembalinya UMNO ke tampuk kekuasaan, Ismail Sabri ikut disorot dengan skandal mega korupsi 1M DB, kasus korupsi yang banyak dikaitkan dengan tokoh partai politik tersebut.

Menurut Raja Malaysia, Ismail Sabri, yang sekaligus Wakil Presiden partai UMNO, mendapatkan 114 suara dari total 220 suara parlemen Malaysia.

Istana Negara Malaysia mengumumkan upacara pelantikan dan sumpah jabatan untuk Ismail akan dilakukan pada Sabtu besok.

FOLLOW US