• News

Pemerintah Akan Luncurkan Satelit untuk Jangkau Daerah 3T

Yahya Sukamdani | Rabu, 07/07/2021 19:17 WIB
Pemerintah Akan Luncurkan Satelit untuk Jangkau Daerah 3T Direktur Utama BAKTI Kominfo Anang Latif. Foto: Kominfo/katakini.com

Katakini.com – Pemerintah melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) akan meluncurkan Satelit Republik Indonesia (Satria) untuk menjangkau ketersediaan jaringan telekomunikasi dan internet di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal).

Satelit ini akan melengkapi program BTS 4G di lokasi yang tidak terjangkau sinyal tower BTS dan Palapa Ring yang telah diluncurkan pada tahun 2019,” kata Direktur Utama BAKTI Kominfo, Anang Latif dalam webinar “Peran Satelit Republik Indonesia (Satria) Sebagai Konektivitas di Daerah 3T dalam Transformasi Digital Nasional” di Jakarta, Rabu (7/7/2021).

Hasil penelitian di tahun 2017 masih terdapat kurang lebih 150.000 titik layanan publik di Indonesia yang belum terkoneksi internet. Padahal sudah 20 tahun operator telekomunikasi hadir di negara kita tapi masihmenyisakand aerah-daerah yang tidak terjagkau sinyal. Kondisi ini membuat Indonesia berada di urutan 111 ITU ICT Development Index tahun 2017. 

Anang, menjelaskan bahwa Indonesia akan meluncurkan 3 satelit: Satria 1, Satria 2, dan Satria 3 dalam kurun waktu dari tahun 2023—2030. Untuk Satria 1 rencananya akan diluncurkan pertengahan tahun 2023 dengan kapasitas 150 Gbps dengan kecepatan internet 1 Mbps per titiklokasi, mengadopsi teknologi High Throuhput Satellite (HTS), slot orbit 146E dan orbit raising electric.

“Saat ini Satria 1 masih dalam proses produksi di Perancis oleh perusahaan Tales Alemania Space dengan roket peluncur Space X Falcon 9-5500 produksi Amerika Serikat. Rencana peluncurannya pada November 2023 di Florida, “ tambahAnang.

Satria 1 secara teknis dapat menyediakan kuota 1,14 GB/pengguna/bulan untuk melayani akses internet di 150 ribu titik layanan publik, yaitu fasilitas sekolah/pesantren (93.900 titik), pemda/kecamatan/desa (47.900 titik), kantor polisi/TNI di wilayah 3T (3.900 titik), puskesmas/rumah sakit (3.700 titik), dan layanan publik lain (600 titik).

Menurut Anggota Dewan Profesidan Asosiasi Mastel, Kanaka Hidayat, satelit menjadi pilihan terakhir dan satu-satunya teknologi yang dapat menjangkau daerah pinggiran yang tidak terjangkau teknologi terrestrial. 

Satelit merupakan teknologi konservatif yang memiliki standar dan aturan main khusus yang diatur secara internasional tapi masih terus dibutuhkan hingga sekarang,” jelasnya.

Satria merupakan proyek strategis nasional berskema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dengan pola pembayaran ketersediaan layanan selama 15 tahun. Skema tersebut memiliki keunggulan jaminan proyek melalui PT Penjamin Infrastruktur Indonesia.

FOLLOW US