• News

Pertumbuhan Ekonomi Kembali Negatif Jika Kasus Covid-19 Terus Melonjak

Akhyar Zein | Jum'at, 18/06/2021 19:45 WIB
Pertumbuhan Ekonomi Kembali Negatif Jika Kasus Covid-19 Terus Melonjak Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal (foto: JIB)

Jakarta, Katakini.com – Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi akan berada di level 7 hingga 8 persen pada kuartal ke dua tahun 2021.

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal memperkirakan target tersebut tidak bisa tercapai jika kasus Covid-19 masih melonjak seperti saat ini.

Dia memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua nanti hanya akan berada di level 4 hingga 5 persen.

“Untuk kuartal kedua ya mungkin prediksinya dari kami masih bisa di kisaran level 4 sampai 5 persen,” kata dia dalam diskusi secara virtual, Lonjakan Kasus Covid dan Ancaman Pemulihan Ekonomi, Jumat.

Bahkan, kata Faisal, pertumbuhan ekonomi akan kembali negatif pada kuartal-kuartal berikutnya jika pemerintah tak bisa menurunkan lonjakan Covid-19.

“Yang jelas ada kemungkinan untuk kembali negatif kalau lonjakannya masih seperti sekarang,” ujar dia.

Dia merasa pemerintah perlu melakukan evaluasi dari sisi kebijakan-kebijakan ekonomi terutama yang berkaitan dengan mobilitas.

Dia mendukung kebijakan pemerintah yang melarang mudik.

Tapi dia menyayangkan pemerintah tetap membuka tempat-tempat wisata sehingga mobilitas masyarakat saat libur Lebaran sangat tinggi.

Dia menyarankan agar pemulihan ekonomi bisa membaik, pemerintah mempertahankan atau bahkan meningkatkan bantuan sosial (bansos) bagi masyarakat ke bawah.

Kemudian, lanjut dia, pemerintah juga harus memberikan stimulus untuk masyarakat menengah ke bawah.

Selain itu, menurut dia, stimulus juga wajib diberikan untuk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

“Juga stimulus untuk menengah ke bawah untuk UMKM terutama yang mikro yang saya rasa masih banyak dari sisi kelemahannya,” ujar Faisal.

Sementara itu ekonom Senior Indef Aviliani menilai harus ada alternatif pembiayaan yang arahnya ke Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk memulihkan ekonomi nasional.

Sebab menurut Aviliani, masih banyak masyarakat yang masih membutuhkan BLT tersebut.

“Harus ada alternatif pembiayaan yang nantinya bakal ke arah BLT lagi karena mungkin banyak orang yang masih membutuhkan BLT.

Selain itu, kata dia penyebaran vaksinasi Covid-19 harus mengutamakan potensi penduduk yang menjadi pasar terbesar ekonomi.

“Yang divaksin itu daerah-daerah yang memiliki pasar terbesar dulu artinya pasar terbesar harus seluruh penduduk dulu. Kalau separuh-separuh ekonominya jatuh,” ujar dia.

Menurut Aviliani dengan langkah tersebut, pemerintah bisa memprediksi ekonomi tumbuh merata.

“Jabodetabek, Medan, Surabaya kita bisa lihat potensi penduduk yang jadi pasar terbesar itu sebenarnya harus divaksin duluan,” tutur dia.(AA)

FOLLOW US