• News

WHO Resmi Pakai Abjad Yunani untuk Penamaan Varian Covid-19

Asrul | Selasa, 01/06/2021 05:12 WIB
WHO Resmi Pakai Abjad Yunani untuk Penamaan Varian Covid-19 Ilustrasi mutasi virus korona

Jenewa, katakini.com - Badan Kesehatan Dunia (WHO) resmi menggunakan abjad Yunani, sebagai penamaan berbagai varian Covid-19, dengan merujuk pada negara awal virus tersebut terdeteksi.

Dikutip dari BBC pada Selasa (1/6), untuk varian Inggris dilabeli `Alfa`. Sedangkan untuk varian Afrika Selatan dan India masing-masing diberi nama `Beta` dan `Delta`.

Dikatakan, upaya ini tidak hanya untuk menyederhanakan penamaan, namun juga langkah menghilangkan sejumlah stigma dari nama-nama yang ada sebelumnya.

Seperti pada awal bulan ini, pemerintah India mengkritik penamaan varian B.1.617.2 yang terdeteksi pada Oktober tahun lalu sebagai varian India, meski WHO tidak pernah secara resmi memberikan label tersebut.

"Tidak ada negara yang harus distigmatisasi untuk mendeteksi dan melaporkan varian," kata pemimpin teknis Covid-19 WHO, Maria Van Kerkhove. Dia juga menyerukan pengawasan ketat varian, dan berbagi data ilmiah untuk membantu menghentikan penyebaran.

WHO memastikan bahwa abjad Yunani ini tidak akan menggantikan nama ilmiah yang ada. Jika lebih dari 24 varian diidentifikasi secara resmi, dan sistem akan kehabisan huruf Yunani, maka program penamaan baru akan diumumkan.

"Kami tidak mengatakan mengganti B.1.1.7, tetapi benar-benar hanya untuk mencoba membantu beberapa dialog dengan orang kebanyakan," terang dalam laman resmi WHO.

"Sehingga dalam wacana publik, kita bisa membahas beberapa varian tersebut dalam bahasa yang lebih mudah digunakan," sambung dia.

Pada Senin (31/5) kemarin, Inggris diperkirakan berada pada tahap awal dari gelombang ketiga infeksi virus corona, sebagian didorong oleh Delta, atau varian India.

Diperkirakan menyebar lebih cepat daripada varian Alfa yang bertanggung jawab atas lonjakan kasus di Inggris selama musim dingin.

Vietnam, sementara itu, telah mendeteksi apa yang tampaknya merupakan kombinasi dari dua varian tersebut. Pada Sabtu pekan lalu, menteri kesehatan negara itu mengatakan varian tersebut dapat menyebar dengan cepat melalui udara.

FOLLOW US