• News

48 Nakes Cilacap Terinfeksi Covid-19, Diduga Varian India

Akhyar Zein | Senin, 24/05/2021 13:20 WIB
48 Nakes Cilacap Terinfeksi Covid-19, Diduga Varian India Kapal yang berlayar dari India berlabuh di Cilacap, Jawa Tengah. Dari 20 ABK, 13 di antaranya positif Covid-19.(Foto: KOMPAS.COM)

Katakini.com - Sebanyak 48 tenaga kesehatan terinfeksi Covid-19 di Cilacap, Jawa Tengah yang diduga terkait dengan varian B1617 asal India.

Klaster ini ditemukan setelah para tenaga kesehatan menangani 13 anak buah kapal (ABK) Filipina yang terinfeksi varian B1617 tersebut seusai berlayar dari India menuju Cilacap.

Kepala Subdirektorat Karantina Kesehatan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Benget Saragih mengatakan tengah menunggu hasil genome sequencing terhadap 48 orang tersebut untuk mengetahui varian virus yang menginfeksi mereka.

“Kami masih menunggu hasil genome sequencing-nya. Saat ini masih tracing kontak erat mereka oleh tim epidemiolog,” kata Benget kepada Anadolu Agency, Senin.

Sebelumnya diberitakan, ABK kapal MV Hilma Bulker berbendera Panama berlayar dari India pada 14 April dan tiba di Cilacap pada 25 April 2021 untuk mengangkut gula refinasi.

Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan penemuan klaster ini harus ditangani secara serius untuk mencegah meluasnya penularan kasus Covid-19 dengan varian B1617.

Varian asal India ini, kata dia, diduga lebih cepat menular dibandingkan varian-varian Covid-19 yang ada sebelumnya.

“Ini sinyal serius yang saran saya harus dilokalisasi wilayah itu, kalau bisa lockdown di satu lokasi itu sambil diperiksa dan karantina selama dua minggu,” tutur Dicky.

Penemuan ini juga menambah jumlah kasus Covid-19 dengan varian baru di Indonesia.

Menurut catatan Kementerian Kesehatan, Indonesia sudah menemukan total 54 kasus Covid-19 yang terdiri dari 32 kasus varian B1617 asal India, 18 kasus B117 asal Inggris, serta empat kasus B1351 asal Afrika Selatan.

Ketiga varian tersebut termasuk kategori yang harus diwaspadai menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).(AA)

FOLLOW US