• News

2 BUMN Indonesia Gandeng Perusahaan AS Kembangkan Gasifikasi Batu Bara

Akhyar Zein | Selasa, 11/05/2021 13:40 WIB
2 BUMN Indonesia Gandeng Perusahaan AS Kembangkan Gasifikasi Batu Bara BUMN Teken MoU Hilirisasi Batu Bara dengan Perusahaan Amerika. ©2018 (foto: Liputan6.com)

Katakini.com – BUMN Pertamina dan PT Bukit Asam (PTBA) menandatangani amandemen kerja sama proyek gasifikasi batu bara (DME Coal) dengan perusahaan migas AS, Air Products, di Amerika Serikat, Selasa.

“Gasifikasi batu bara memiliki nilai tambah langsung pada perekonomian nasional secara makro,” ujar Menteri BUMN Erick Thohir, dalam siaran pers, Selasa.

Perjanjian ini sekaligus menjadi kesepakatan Processing Service Agreement atas proyek gasifikasi batu bara yang menjadi salah satu program pemerintah meningkatkan ketahanan energi nasional.

Menteri Erick bertolak ke Amerika Serikat untuk menjajaki berbagai kerja sama dengan sektor usaha di negara itu.

Gasifikasi batu bara, menurut dia, akan meningkatkan perekonomian nasional, menghemat neraca perdagangan, mengurangi ketergantungan terhadap impor LPG, dan menghemat cadangan devisa.

Erick optimistis kerja sama ini akan memberikan manfaat besar di tengah usaha membangkitkan perekonomian nasional.

DME akan mengurangi impor LPG karena bisa dijadikan sebagai substitusi bahan bakar tersebut, kata dia.

Padahal, tambah Erick, impor LPG dalam lima tahun terakhir terus meningkat, bahkan pada 2019 impor LPG mencapai 5,7 juta ton atau senilai USD2,5 miliar.

Kerja sama gasifikasi ini, menurut dia, bisa menghemat cadangan devisa hingga Rp9,7 triliun per tahun dan menyerap 10.000 tenaga kerja.

 

Kesehatan dan investasi

Menteri Erick juga menjajaki kerja sama antara Pertamina dengan ExxonMobil di bidang Carbon Capture and Storage (CCS) dan Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS).

Ini adalah proyek untuk menekan emisi karbon dan sebagai bagian dari upaya Enhance Oil and Gas Recovery di sumur-sumur Pertamina untuk meningkatkan produksi migas.

“Ada potensi kerja sama untuk pengembangan riset dan teknologi migas untuk sektor hulu, hilir, energi terbarukan maupun potensi lainnya,” ujar dia.

Dalam bidang kesehatan, Menteri BUMN fokus pada menjajaki kerja sama antara Holding Rumah Sakit BUMN Indonesia Healthcare Corporation (IHC), dengan sejumlah institusi kesehatan terkemuka di Amerika Serikat.

Antara lain dengan pusat perawatan kanker City of Hope National Medical Center, pusat penanganan kesehatan dan kebugaran komunitas lansia University of South Carolina (USC) School of Gerontology, juga pusat praktik klinik, riset, dan pendidikan Mayo Clinic.

“Kami ingin membangun dan memperkuat sistem kesehatan di Indonesia, juga berinvestasi di Sanur, Bali, yang akan dikembangkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Wisata Kesehatan,” ujar Menteri Erick.

Sementara di bidang investasi, Menteri Erick bertemu dengan beberapa private equities yang berbasis di California, untuk menarik investasi ke Indonesia melalui Indonesia Investment Authority (INA) Sovereign Wealth Fund.

“Kami memfokuskan pada investasi strategis di program infrastruktur, hal ini disambut baik oleh para calon investor yang kami temui,” kata Erick.(AA)


FOLLOW US