• Bisnis

Pertamina Resmikan Subholding Shipping, Urusi Bisnis Marine dan Logistik

Akhyar Zein | Rabu, 05/05/2021 18:22 WIB
Pertamina Resmikan Subholding Shipping, Urusi Bisnis Marine dan Logistik Kapal VLCC Pertamina Pride, di Teluk Semangka, Lampung pada Kamis (15/4). (foto:pertamina.com)

JAKARTA, Katakini.com - Perusahaan minyak dan gas milik pemerintah, Pertamina, membentuk sub holding perkapalan, untuk menguatkan peran dalam bisnis marine dan logistik bernama PT Pertamina International Shipping (PT PIS).

Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mengatakan ini adalah langkah awal bagi perusahaan untuk terus memperkuat posisinya di industri energi dari sisi marine dan logistik.

“Saya harap ini dapat memacu PT PIS sebagai subholding shipping untuk terus meningkatkan kinerjanya agar dapat bersaing menjadi global player,” ujar dalam siaran pers, Rabu.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan langkah ini adalah bagian dari rencana mengintegrasikan bisnis PT PIS.

Integrasi ini menurut dia akan memperkuat posisinya di sektor maritim melalui sinergi aset dan layanan di masa depan.

“Perusahaan ini dapat lebih berkembang dalam skala nasional maupun global serta menjalankan bisnisnya dalam rangka menunjang penggunaan green energy,” ujar dia.

Sebelumnya Pertamina telah melakukan inbreng sebanyak 71 unit kapal tanker migas pada PT PIS senilai lebih dari Rp9 triliun pada PT PIS.

Menurut Nicke, kini PT PIS menguasai 750 armada, sebanya 540 milik sendiri sisanya sewa.

Perusahaan ini dinilai memiliki potensi menjadi perusahaan marine logistik terbesar di kawasan Asia Tenggara, apalagi, saat ini kebutuhan kapal Pertamina mencapai di atas 200 kapal.

Pertamina juga sudah membeli 1 unit kapal tanker very large crude carrier (VLCC) dari Jepang dan 1 kapal LVCC dari Korea Selatan.

Menurut Nicke, PT PIS akan masuk ke pasar gas, sejalan dengan target pemerintah untuk mengalirkan gas pada 17.000 pulau dan target zero emission pada 2030.

“Jadi kita kepung, di darat ada jaringan pipa sedangkan di laut kita andalkan armada PT PIS,” ujar dia.

Selain di dalam negeri, pertumbuhan permintaan energi juga terjadi di negara-negara ASEAN, seiring dengan kenaikan pendapatan per kapita mereka.(AA)

FOLLOW US