• News

Australia Batalkan Kesepakatan Satu Sabuk, Satu Jalan dengan China

Akhyar Zein | Kamis, 22/04/2021 19:20 WIB
Australia Batalkan Kesepakatan Satu Sabuk, Satu Jalan dengan China Ilustrasi : Bendera negara Republik Rakyat China dan negara Australia. (foto: Shutterstock)

Katakini.com - Pemerintah Australia membatalkan kesepakatan yang dibuat negara bagian Victoria dengan China sebagai bagian dari Inisiatif Satu Sabuk, Satu Jalan (Belt and Road Initiative).

Langkah itu dilakukan setelah Victoria menolak membatalkan perjanjiannya dengan Beijing, yang ditandatangani pada 2018.

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Australia mengumumkan bahwa Menteri Luar Negeri Marise Payne telah menyetujui pembatalan empat perjanjian dan nota kesepahaman dengan China, Iran, dan Suriah.

"Setelah mengkaji hubungan luar negeri Australia, saya menganggap empat perjanjian ini tidak konsisten dengan kebijakan luar negeri Australia atau merugikan hubungan luar negeri kita," terang Menteri Payne.

Inisiatif Satu Sabuk, Satu Jalan adalah program ambisius China untuk menghubungkan Asia dengan Afrika dan Eropa melalui jaringan darat dan maritim di sepanjang enam koridor untuk meningkatkan integrasi regional, meningkatkan perdagangan, dan merangsang pertumbuhan ekonomi.

Dalam pernyataan yang sama, Menteri Payne justru menyetujui nota kesepahaman tentang kerja sama energi dan sumber daya mineral antara negara bagian Australia Barat dan Indonesia.

Ini adalah pertama kalinya Menteri Payne menggunakan kekuasaannya di bawah undang-undang yang disahkan tahun lalu yang memungkinkannya untuk membatalkan perjanjian yang ditandatangani oleh pemerintah negara bagian dan teritori dengan negara asing.

Kedutaan Besar China di Australia menyebut keputusan itu "tidak masuk akal dan provokatif".

"Kami mengungkapkan kekecewaan kami atas keputusan tersebut," kata kedutaan.

“Ini semakin menunjukkan bahwa pemerintah Australia tidak sungguh-sungguh dalam meningkatkan hubungan China-Australia. Hal itu pasti akan membawa dampak buruk pada hubungan bilateral, dan hanya akan merugikan dirinya sendiri," imbuh mereka.

Hubungan antara Beijing dan Canberra memburuk setelah Canberra bergabung dengan sekutu Baratnya untuk menyelidiki asal-usul Covid-19, yang pertama kali dideteksi di Wuhan, China pada Desember 2019.(Anadolu Agency)

FOLLOW US