• News

Ramadan dan Lebaran Tetap Dorong Penjualan Barang Konsumsi Meski Pandemi

Akhyar Zein | Jum'at, 09/04/2021 07:02 WIB
Ramadan dan Lebaran Tetap Dorong Penjualan Barang Konsumsi Meski Pandemi Penjual kurma (foto: Antara)

JAKARTA,Katakini.com – Pertumbuhan penjualan fast moving costumer goods (FMCG) pada Ramadhan dan Lebaran tahun ini akan tumbuh positif meski masih tengah pandemi Covid-19, ujar pengumuman hasil riset NielsenIQ.

Namun lembaga riset konsumen ini menyarankan agar para produsen dan peritel menyesuaikan promosi dan jenis produk mereka dengan kebiasaan baru masyarakat.

“Perilaku konsumen tahun ini akan lebih sadar kesehatan, sehingga banyak yang memilih makan di rumah dibanding restoran,” ujar Didem Sekerel Erdogan, Senior Vice President, Intelligent Analytics NielsenIQ Asia Pasifik.

Tren ini akan menyebabkan peningkatan permintaan kebutuhan memasak di rumah dan layanan pengiriman makanan, ujar dia.

Karena konsumsi makanan di rumah biasanya dalam skala kecil, maka produsen dan peritel harus menyesuaikan variasi dan ukuran kemasan sesuai selera pasar, kata Didem.

Menurut dia promosi dan pesan yang disampaikan juga harus mencerminkan kebiasaan baru konsumen.

“Peritel bisa saja membuat perlengkapan makan Do It Yourself (DIY) yang berisi bahan-bahan yang dapat dibeli pembeli di toko atau dikirim ke rumah mereka,” ujar dia.

Di Indonesia, kebijakan pemerintah melarang mudik Lebaran tahun ini akan membatasi konsumsi luar rumah selama perjalanan, seperti makanan ringan, permen, biskuit dan kategori ready to drink.

Namun, konsumsi rumahan akan meningkat karena konsumen akan membelanjakan lebih banyak untuk kategori makanan selama seminggu sebelum dan sesudah Lebaran.

“Biskuit, minuman non-alkohol, makanan ringan, minyak goreng, susu cair, makanan beku, dan perawatan kulit akan mengalami peningkatan penjualan sekitar 10 persen,” ujar dia.

Produsen bisa menawarkan paket barang dengan harga terjangkau, dilengkapi dengan jasa pengiriman dan penjemputan untuk memudahkan konsumen.

Adrie Suhadi, pimpinan NielsenIQ Indonesia mengatakan pandemi Covid-19 menurunkan kinerja penjualan Ramadhan tahun lalu hingga 6 persen.

Menurut dia, pandemi hingga kini akan tetap memengaruhi daya beli, sehingga konsumen akan terdorong memilih produk dengan kemasan lebih besar.

Kemasan yang bernilai lebih dari harga yang dibayarkan juga menarik konsumen.

Perilaku konsumen yang lain di tengah pandemi ini adalah lebih sering mengunjungi toko kecil yang lebih dekat dengan rumah, ujar dia.

Karena itu, produsen dan peritel harus memastikan bahwa toko-toko ini memiliki persediaan kategori Ramadhan yang populer dan memenuhi daya beli konsumen.

Setiap Ramadhan dan Lebaran, negara-negara berpenduduk mayoritas muslim mengalami kenaikan konsumsi FMCG.

Menurut data NielsenIQ, penjualan FMCG biasanya melonjak hingga 30 persen di Indonesia, 15 persen di Malaysia, 20 persen di Turki, 11 persen di Arab Saudi dan 6 persen di Uni Emirat Arab (EUA) selama Ramadhan dibandingkan penjualan pada bulan lain.

Namun tahun lalu penjualan di Indonesia, Malaysia dan UEA tidak memperlihatkan "lonjakan Ramadhan" karena pembatasan pergerakan masyarakat akibat pandemi Covid-19.(Anadolu Agency)


FOLLOW US