• Bisnis

Holding Pembiayaan Ultra Mikro Akan Tambah 30 Juta Nasabah Dalam 4 Tahun

Akhyar Zein | Kamis, 18/03/2021 20:38 WIB
Holding Pembiayaan Ultra Mikro Akan Tambah 30 Juta Nasabah Dalam 4 Tahun Pemasar Mikro BRI Bantu Restrukturisasi KUR Pedagang Pasar di Purwokerto (Foto: dok. Bank BRI)

Katakini.com - Pembentukan holding ultra mikro/" style="text-decoration:none;color:#228239;font-weight: 700;">holding ultra mikro dari tiga Badan Usaha Milik Negera (BUMN) diharapkan bisa menambah 30 juta nasabah baru dari entitasnya yaitu Bank Rakyat Indonesia, Permodalan Nasional Madani (PNM) dan Pegadaian.

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan di Indonesia ada 60 juta nasabah ultra mikro, dari jumlah tersebut baru setengahnya yang mempunyai akses pada pendanaan formal.

“Integrasi tiga layanan usaha ini bisa memberikan layanan yang lebih lengkap, terintegrasi dan luas. Sehingga targetnya dalam empat tahun ke depan bisa meng-onboard 30 juta nasabah baru di tiga entitas bisnis ini,” ujar Kartiko saat rapat dengan anggota DPR, Kamis.

Masing-masing entitas, menurut dia akan tetap menjaga model bisnis, BRI fokus pada kredit usaha rakyat, pegadaian pada produk gadai dan PNM pada pemberdayaan Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera).

Saat ini menurut dia ketiga perusahaan ini sudah mulai melakukan co-location sebagai pilot project, yaitu cabang-cabang unit desa BRI mulai dilengkapi dengan pegadaian dan pos account officer Mekaar.

Selain itu pembentukan holding ini akan menurunkan cost of fund secara cepat.

Saat ini BRI mempunyai cost of fund sebesar 3 persen kemudian pegadaian dan PNM yang masih mengandalkan pembiayaan dari pasar modal masing-masing sebesar 6-7 persen dan 9 persen.

“Dengan funding dana pihak ketiga di BRI, tentunya cost of fund akan turun signifikan dan dilanjutkan ke nasabah dalam bentuk pembiayaan dengan bunga yang lebih rendah,” ujar dia.

Manfaat berikutnya, kata dia adalah makin memperluas jaringan usaha namun dengan efisiensi biaya.

Nantinya, kantor cabang yang dimiliki ketiga perusahaan tersebut bisa diintegrasikan.

“Misalnya Pegadaian tidak perlu lagi menyewa atau membangun unit baru untuk ekspansi, tapi cukup menempel pada unit-unit desa BRI,” ujar dia.

Pegadaian cukup membangun gerai dan self deposit untuk menyimpan emas atau barang gadai lainnya, sehingga biaya pembukaan kantor  jauh lebih murah.

Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto mengatakan holding ketiga usaha ini akan membentuk aset hingga Rp2.235 triliun pada 2024 mendatang.

Jumlah naik Rp 48 triliun jika dibandingkan dengan tanpa dibentuknya holding, yakni hanya pada angka Rp2.187 triliun.

Laba perusahaan juga lebih tinggi, menjadi sekitar Rp82,9 triliun, lebih tinggi dibanding tanpa holding yang hanya Rp74,5 triliun.

Sementara itu Fraksi PKB di DPR meminta pemerintah tetap mempunyai fungsi kontrol terhadap kebijakan-kebijakan strategis perusahaan.

Selain itu, pemerintah juga harus  menerapkan prinsip kehati-hatian dan strategi bisnis yang jelas agar perusahaan tersebut nantinya bisa berkembang.

“BRI, PNM adalah BUMN yang tetap mencetak laba di tengah pandemi Covid-19. Ini harus tetap dipertahankan,” ujar anggota Fraksi PKB Nasim Khan.(Anadolu Agency)

FOLLOW US