• News

Pemukim Yahudi: Permukiman Ilegal di Tepi Barat `Bagian dari Israel`

Akhyar Zein | Kamis, 18/03/2021 09:18 WIB
Pemukim Yahudi: Permukiman Ilegal di Tepi Barat `Bagian dari Israel` Pemukiman Yahudi yang dibangun pemerintah Israel di wilayah ilegal di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.(foto Tempo.co)

Katakini.com - Sekitar setengah juta pemukim Yahudi tinggal di lebih dari 250 permukiman ilegal yang dibangun di atas wilayah Tepi Barat, Palestina.

Untuk mendorong lebih banyak pemukim pindah ke Tepi Barat, pemerintah Israel menawarkan banyak hak ekonomi, termasuk pembebasan pajak, kepada pemukim yang memilih untuk tinggal di permukiman ini, yang dibangun di atas tanah Palestina yang diduduki Israel sejak 1967.

Berbekal senjata, kelompok pemukim radikal yang tinggal di permukiman ini sering melancarkan serangan terhadap warga Palestina, membuat kehidupan rakyat Palestina di Tepi Barat semakin sulit.

Berbicara kepada Anadolu Agency, banyak pemukim Yahudi di permukiman Ma`ale Adumim - salah satu kompleks terbesar di Tepi Barat dengan populasi sekitar 70.000 orang - mengatakan mereka menganggap permukiman ilegal itu adalah "bagian dari wilayah Israel".

"Menurut Taurat, Tuhan memberi kami negara ini dan Tuhan berkata kami harus berada di sini. Kami di sini karena Tuhan menyuruh kami untuk berada di sini," ujar Ester, seorang pemukim Yahudi asal Ukraina kepada Anadolu Agency.

Ester menolak untuk melanjutkan wawancara ketika ditanya tentang orang-orang Palestina yang pernah tinggal di tanah ini sebelumnya.

"Ini negara kita!" ujar dia, sebelum pergi meninggalkan wartawan.

David Ha`ivri, seorang pemukim Yahudi yang berasal dari AS, mengatakan populasi permukiman Yahudi harus bertambah dan diintegerasikan ke dalam Israel.

"Menurut pandangan saya, Yudea dan Samaria, yang Anda sebut Tepi Barat, adalah bagian dari tanah Israel dan tanah ini harus menjadi bagian kedaulatan negara Israel," kata Ha`ivri yang juga seorang pemandu wisata.

"Jadi, penting bagi saya untuk tinggal di daerah ini untuk menumbuhkan populasi Israel dan menciptakan fakta di lapangan untuk memasukkan daerah ini ke dalam negara Israel di masa depan," ujar dia.

Idan Zendi, pemukim Yahudi lain, percaya bahwa permukiman tersebut dibangun di atas "tanah Israel, bukan Palestina."

Ketika ditanya apakah itu tanah yang diduduki, Zendi berkata kepada wartawan AA: "Dengar, Palestina memiliki banyak tanah untuk ditinggali, Yordania, Irak, Lebanon, Suriah, dan Mesir, mereka memiliki banyak tanah, kami hanya memiliki satu tanah di dunia yang besar ini, hanya satu tanah."

Dia melanjutkan dengan mengatakan, "Tanpa kita, mereka akan tetap hidup dengan kuda dan keledai. Jika Anda melihat kembali ke sejarah atau melihat ke dalam Alkitab, setiap buku yang Anda baca menunjukkan bahwa orang Israel tinggal di sini bertahun-tahun sebelum orang Palestina."

Marin Taksini, seorang akuntan, mengatakan, "Saya tidak berpikir ini berada di bawah pendudukan. Saya pikir ini adalah tanah yang dibebaskan dari Palestina. Saya pikir ini adalah bagian dari negara Israel."

Elyezier Endi, seorang dokter gigi, percaya bahwa Palestina tidak ada dan permukiman tidak dibangun di atas wilayah pendudukan. Permukiman ini merupakan bagian dari Israel, termasuk seluruh wilayah Tepi Barat.

Yosi, yang tidak mau menyebut nama belakangnya, mengatakan lebih suka tinggal di permukiman di Tepi Barat "karena lebih murah".

"Lebih murah tinggal di sini daripada di tempat lain. Ini 30 persen lebih murah. Ada beberapa keistimewaan pada tahun sebelumnya tapi mereka menghentikannya," sebut dia.

Menurut laporan kelompok hak asasi manusia Israel B’Tselem dan Kerem Navot, populasi pemukim di Tepi Barat yang diduduki telah meningkat 42 persen sejak 2010, dengan sekitar 440.000 pemukim tinggal di wilayah pendudukan Tepi Barat.

Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, dipandang sebagai wilayah pendudukan menurut hukum internasional, sehingga membuat semua permukiman Yahudi di sana ilegal.

Seperti Turki dan sebagian besar komunitas internasional, Uni Eropa tidak mengakui kedaulatan Israel atas wilayah yang didudukinya sejak 1967.

Uni Eropa telah berulang kali meminta Israel untuk mengakhiri semua aktivitas pemukiman dan membongkar yang sudah ada sejak 2001.(Anadolu Agency)

FOLLOW US