• News

Arif Satria dengan Tegas Tolak Rencana Pemerintah Lakukan Impor Beras

Asrul | Senin, 08/03/2021 18:25 WIB
Arif Satria dengan Tegas Tolak Rencana Pemerintah Lakukan Impor Beras Tampak seorang karyawan di Bulog menata beras (Foto: Ist)

Jakarta, katakini.com - Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Arif Satria dengan tegas menolak rencana pemerintah dalam melakukan impor beras yang saat ini lagi mengkhawatirkan petani di tengah masa panen.

"Berdasarkan indikator produksi, konsumsi, neraca dan juga indikator harga apalagi kita lihat indikator harga di lapangan cenderung menurun. Oleh karena itu memang tidak ada alasan bagi kita untuk melakukan impor beras karena stok cukup," tegas Arif di Bogor, Minggu (7/3).

Berdsarkan Badan data Pusat Statistika (BPS) produksi beras pada Januari hingga April 2021 itu kurang lebih sekitar 14 juta ton atau naik 26 persen dibandingkan periode yang sama pada 2020. Tidak hanya itu, panen raya juga memiliki potensi surplus pada Januari hingga April sekitar 4,8 juta ton beras.

"Panen raya ini bisa memberikan surplus. Yang penting bagi kita adalah bagaimana kita mampu melakukan penyerapan gabah dari para petani," jelas dia.

Arif menekankan perlunya melakukan langkah strategis dalam menyambut panen raya. Sinergi antara Kementerian Pertanian (Kementan), Bulog dan berbagai instansi pun harus dilakukan dan transparansi dalam berbagai pengambilan keputusan produk pangan pokok ini menjadi penting.

"Karena begitu impor terjadi maka dampaknya akan sangat serius terhadap harga dan itu akan merugikan petani. Saya kira kita harus menghargai petani yang sudah bersusah payah, berjerih payah dan bekerja keras untuk memberikan kepada kita suplai pangan," ujar dia.

Perlu diketahui, BPS mencatat produksi beras pada 2020 sebesar 31,33 juta ton, mengalami kenaikan sekitar 21,46 ribu ton atau 0,07 persen dibandingkan 2019 sebesar 31,31 juta ton.

Adapun potensi produksi periode Januari–April 2021 diperkirakan mencapai 14,54 juta ton beras atau mengalami kenaikan sebesar 3,08 juta ton (26,84 persen) dibandingkan dengan subround yang sama tahun lalu sebesar 11,46 juta ton.

Sebleumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah akan mengimpor 1 juta-1,5 juta ton beras dalam waktu dekat ini untuk menjaga ketersediaan dan menstabilkan harga di dalam negeri.

"Salah satu yang penting adalah penyediaan beras dengan stok 1 juta -1,5 juta ton," jelas dia dalam Rapat Kerja Kementerian Perdagangan (Kemendag) 2021, Kamis (4/3).

Airlangga menjelaskan, pemerintah akan melakukan dua kebijakan demi menjaga ketersediaan beras dalam negeri. Langkah ini diambil terutama setelah ada program bantuan sosial (Bansos) beras PPKM, antisipasi dampak banjir dan pandemi COVID-19.

Dua kebijakan tersebut, pertama, impor 500 ribu ton untuk Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dan 500 ribu ton sesuai dengan kebutuhan Perum Bulog. Kedua, penyerapan gabah Perum Bulog dengan target setara beras 900 ribu ton saat panen raya pada Maret sampai dengan Mei 2021, dan 500 ribu ton pada Juni sampai September 2021.

FOLLOW US