• News

Sebut China Terkuat di Asia, Blinken: AS Siap Hadapi China jika Diperlukan

Asrul | Kamis, 04/03/2021 07:03 WIB
Sebut China Terkuat di Asia, Blinken: AS Siap Hadapi China jika Diperlukan Wakil Menteri Luar Negeri Antony Blinken Perjalanan ke Jepang, Republik Korea, Vietnam, dan Indonesia (State dept./ AP Images)

Washington, katakini.com - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken mengatakan, AS siap untuk menghadapi China jika diperlukan, menyebut negara terkuat di Asia itu sebagai ujian geopolitik terbesar abad ini.

Dalam pidato besar pertamanya, Blinken berjanji pemerintahan Presiden Joe Biden akan menekankan diplomasi atas aksi militer dan membangun kerja sama dengan dunia dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim dan COVID-19.

"Kami akan mengelola ujian geopolitik terbesar abad ke-21: hubungan kami dengan China," kata Blinken di Departemen Luar Negeri pada Rabu (3/3).

Dia berjanji untuk memperjuangkan hak-hak Hong Kong dan etnis Uighur, dengan mengatakan bahwa jika tidak, "China akan bertindak dengan impunitas yang lebih besar."

"China adalah satu-satunya negara dengan kekuatan ekonomi, diplomatik, militer dan teknologi yang secara serius menantang sistem internasional yang stabil dan terbuka - semua aturan, nilai dan hubungan yang membuat dunia bekerja seperti yang kita inginkan," kata dia.

"Hubungan kami dengan China akan kompetitif pada saat yang seharusnya, kolaboratif ketika dapat dan bermusuhan ketika harus. Dan kami akan melibatkan China dari posisi yang kuat," sambung dia.

Blinken mengindikasikan bahwa Biden akan menghemat dalam tindakan militer meskipun memerintahkan serangan udara pekan lalu di Suriah terhadap paramiliter Syiah Irak yang terkait dengan Iran.

Dia tidak menyebutkan serangan baru Rabu di pangkalan di Irak di mana seorang kontraktor AS meninggal karena episode jantung.

"Dalam kasus-kasus di masa depan ketika kami harus mengambil tindakan militer, kami akan melakukannya hanya jika tujuan dan misinya jelas dan dapat dicapai, konsisten dengan nilai-nilai dan hukum kami dan dengan persetujuan dari rakyat Amerika," kata Blinken.

"Dan kami akan melakukannya bersama dengan diplomasi."

Blinken menyuarakan kekhawatiran atas erosi demokrasi di seluruh dunia yang mencakup Amerika Serikat, menunjuk pada pengepungan Capitol pada 6 Januari oleh para pendukung presiden yang kalah, Donald Trump.

"Kecuali Amerika Serikat mempromosikan demokrasi, kami bermain tepat di tangan musuh dan pesaing seperti Rusia dan China yang memanfaatkan setiap kesempatan untuk menabur keraguan tentang kekuatan demokrasi kami," kata Blinken.

Namun dia mengatakan Biden tidak tertarik membawa demokrasi ke dunia melalui intervensi militer yang mahal atau dengan mencoba menggulingkan rezim otoriter dengan kekerasan. "Kami telah mencoba taktik ini di masa lalu. Bagaimanapun niat baiknya, mereka tidak berhasil," ujar dia.

Dia kemungkinan menyinggung perang di Irak serta operasi 2011, yang dia dukung, yang mendukung pemberontakan yang menggulingkan diktator Muammar Gaddafi di Libya, mengantarkan kekacauan selama satu dekade. (AFP)

FOLLOW US