• News

Via Telpon, AS Nyatakan Keprihatinan atas Serangan China di Senkaku

Agus Mughni Muttaqin | Kamis, 11/02/2021 16:26 WIB
Via Telpon, AS Nyatakan Keprihatinan atas Serangan China di Senkaku Wakil Menteri Luar Negeri Antony Blinken Perjalanan ke Jepang, Republik Korea, Vietnam, dan Indonesia (State dept./ AP Images)

Washington, Katakini.com - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken menyuarakan keprihatinan atas serangan China ke perairan teritorial Jepang. Dia juga berkomitmen kembali untuk pertahanan sekutu.

"Dalam panggilan telepon, Blinken dan Menteri Luar Negeri Jepang, Toshimitsu Motegi menyatakan keprihatinan atas meningkatnya ketegasan China di sekitar Kepulauan Senkaku menyusul berlakunya undang-undang penjaga pantai baru China," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price.

"Sekretaris Blinken menegaskan kembali bahwa Senkaku termasuk dalam cakupan Pasal V Perjanjian Keamanan AS-Jepang," katanya, mengacu pada bagian yang menyatakan bahwa kedua negara untuk saling membela jika salah satu diserang.

Tokyo telah menyuarakan kekhawatiran atas peningkatan serangan China setelah Beijing memberlakukan undang-undang yang mengizinkan penjaga pantainya untuk menggunakan senjata terhadap kapal asing yang dianggap memasuki perairannya secara ilegal.

Dilansir dari Channel News Asia, Jepang mengelola pulau berbatu di Laut China Timur yang juga diklaim oleh Beijing, yang menyebutnya Diaoyu, serta Taiwan.

Panggilan Blinken datang ketika Presiden Joe Biden berjanji untuk menjaga garis keras pendahulunya Donald Trump di China yang sedang bangkit sementara juga memperhatikan sekutu.

Mantan menteri luar negeri Hillary Clinton pertama kali mengatakan Senkaku termasuk dalam Pasal V, meskipun Trump melangkah lebih jauh dengan memperingatkan upaya untuk menentang kendali Jepang atas pulau-pulau itu.

Departemen Luar Negeri mengatakan Blinken dan Motegi juga membahas kudeta militer pekan lalu di Myanmar, yang juga dikenal sebagai Burma, di mana Biden akan memberikan hukuman bagi para jenderal jika mereka tidak mengembalikan kekuasaan kepada para pemimpin terpilih.

FOLLOW US