• News

Selain Sinovac, Pemerintah Juga Amankan Suplai Vaksin dari AS dan Jerman

Asrul | Kamis, 31/12/2020 14:27 WIB
Selain Sinovac, Pemerintah Juga Amankan Suplai Vaksin dari AS dan Jerman Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyambut Kedatangan Vaksin COVID-19 Sinovac Tahap Kedua di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Kamis 31 Desember 2021. (Foto: Kemenlu)

Jakarta, Katakini.com - Manteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi mengatakan, pemerintah terus melakukan diplomasi untuk mengamankan suplai vaksin virus corona (COVID-19) dari berbagai sumber lain selain sinovac.

"Dari sejak awal kita juga terus menjalin komunikasi untuk mengamankan suplai dari berbagai sumber lain," ujar Menlu Retno saat menyambut Kedatangan Vaksin COVID-19 Sinovac Tahap Kedua di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Kamis (31/12).

Sehari sebelumnya, pemerintah berhasil menandatangani komitmen suplai vaksin Novavax, yang menggunakan platform protein subunit/ recombinant yang berasal dari Amerika Serikat (AS) sebesar 50 juta dosis.

Pada hari yang sama, pemerintah juga berhasil menandatangani komitmen suplai vaksin Astra Zeneca, yang menggunakan platform viral vector berasal dari Inggris juga sebesar 50 juta.

Secara parallel, lanjut Menlu Retno, pembicaraan berkesinambungan saat ini juga sedang dilakukan dengan Pfizer yang berasal dari AS dan Jerman.

"Kemarin kita menerima kabar, bahwa Emergency Use Authorization (EUA) untuk Astra Zeneca telah diberikan oleh Medicine and Healthcare Product Regulatory Agency (MHRA) Inggris," ujar Menlu Retno.

"Ini tentunya merupakan kabar baik untuk kita semua, karena MHRA merupakan salah satu dari 6 Stringent Regulatory Authorities (SRAs), yang memiliki mekanisme reliance dengan BPOM," tambahnya.

Melalui mekanisme reliance ini, kata Menlu Retno, proses penerbitan EUA atas vaksin Astra Zeneca di Indonesia akan lebih mudah. Hasil EUA di Inggris ini dapat dijadikan basis dan review dikeluarkannya EUA di Indonesia.

"Sebagaimana yang dijelaskan kepala BPOM kemarin upaya terkoordinasi dengan semua pihak dan Lembaga terkait baik di Indonesia maupun di luar negeri terus dilakukan untuk mempercepat proses EUA. Tentunya proses ini tidak akan pernah mengkompromikan aspek keamanan, efektifitas dan kualitas vaksin," ujarnya.

Sebagai informasi, hari ini tiba kembali vaksin sinovac sejumlah 1,8 juta. Ini merupakan pengiriman batch kedua setelah pengiriman batch pertama sebesar 1,2 juta dosis pada tanggal 6 Desember 2020.

Dengan ketibaan ini maka telah terdapat 3 juta vaksin jadi Sinovac yang berada di Indonesia. Dalam waktu dekat, diharapkan 15 juta dosis bulk vaccine dari Sinovac yang kemudian akan di-manufaktur oleh Bio Farma akan juga tiba di Indonesia.

FOLLOW US