Pemerintah sesuaikan tarif pungutan ekspor industri kelapa sawit berkelanjutan

Akhyar Zein | Jum'at, 04/12/2020 20:50 WIB
Pemerintah sesuaikan tarif pungutan ekspor industri kelapa sawit berkelanjutan Ilustrasi kebun kelapa sawit

Katakini.com – Pemerintah, melalui Menteri Keuangan, telah menyesuaikan tarif pungutan ekspor produk kelapa sawit (CPO), sesuai Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 191/PMK.05/2020 tentang Perubahan PMK Nomor 57/PMK.05/2020 tentang Tarif Badan Layanan Umum Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit.

Dengan regulasi ini, maka tarif pungutan ekspor untuk produk kelapa sawit tidak lagi dipatok sebesar USD55 per ton untuk berapa pun harga komoditas tersebut.

Tarif pungutan kini ditetapkan berdasarkan rentang harga atas beberapa lapisan.

Pungutan ekspor kelapa sawit ditetapkan senilai USD55 per ton ketika harga komoditas tersebut berada di bawah USD670 per ton.

Besaran pungutan akan naik USD5 untuk kenaikan pada lapisan pertama lalu naik USD15 untuk setiap kenaikan harga CPO sebesar USD25 per ton.

Harga CPO yang menjadi acuan pengenaan pungutan ekspor berdasarkan pada harga referensi yang ditetapkan oleh Kementerian Perdagangan.

Kadiv Pemungutan Biaya dan Iuran Produk Turunan Direktorat Penghimpunan Dana BPDP Kelapa Sawit Kus Emy Puspita Dewi mengatakan penyesuaian tarif pungutan ekspor tersebut merupakan tindak lanjut keputusan Komite Pengarah Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS)

“Pengenaan tarif baru tersebut mulai berlaku pada 10 Desember 2020, atau 7 hari setelah diundangkan pada 3 Desember 2020,” jelas Emy dalam keterangan resmi, Jumat.

Dia menjelaskan dasar pertimbangan penyesuaian tarif layanan pungutan ekspor adalah tren positif harga CPO dan keberlanjutan pengembangan layanan dukungan pada program pembangunan industri sawit nasional.

Layanan tersebut antara lain perbaikan produktivitas di sektor hulu melalui peremajaan perkebunan kelapa sawit, serta penciptaan pasar domestik melalui dukungan mandatori biodiesel.

“Kebijakan ini juga akan terus dievaluasi setiap bulannya untuk dapat merespons kondisi ekonomi yang sangat dinamis pada saat ini,” tambah Emy. (Anadolu Agency)


 


 

FOLLOW US