• Sport

Panduan Olahraga Luar Ruangan: Waktu, Busana Hingga Cara Pakai Masker

Akhyar Zein | Jum'at, 20/11/2020 06:01 WIB
Panduan Olahraga Luar Ruangan: Waktu, Busana Hingga Cara Pakai Masker Olahraga luar ruangan

Katakini.com  - Berolahraga di luar ruangan jadi solusi tubuh tetap aktif bergerak sekaligus kesempatan menghirup udara segar di sela aktivitas yang sebagian besar di rumah saja.

Sebelum menjejakkan kaki ke luar rumah untuk berolahraga, simak panduan olahraga luar ruangan dari dokter spesialis kulit Inneke Jane yang membahas soal busana, pemakaian masker, waktu yang direkomendasikan hingga perlindungan kulit.

Jaga jarak

Jika memungkinkan, berolahraga sendirian lebih aman karena tak ada risiko terkena percikan dari mulut orang lain. Tak perlu olahraga beramai-ramai. Namun, jika memang Anda melakukannya bersama orang lain, hindari berkerumun dan tetap menjaga jarak setidaknya dua mater.

Masker

Masker wajib dipakai bila Anda berolahraga di tempat ramai untuk melindungi diri dan orang lain dari risiko penularan virus corona. Namun, bila Anda berada di tempat sepi dan tak ada orang, tak apa melepas masker agar tubuh dapat asupan oksigen yang dibutuhkan saat berolahraga.

"Kalau berpapasan sama orang, pakai lagi maskernya," kata Inneke dalam Instagram Live “Tetap Fit Saat Pandemi: Nyaman Berolahraga Outdoor dengan Kulit Terlindungi” di akun Nivea, Minggu.

Busana

Ada orang yang lebih suka memakai baju ketat yang pas di badan, ada juga yang lebih suka baju gombrong. Apapun pilihan Anda, pastikan busana olahraga menyerap keringat dan cepat kering. Pakailah sepatu yang pas, tidak kesempitan, lengkap dengan kaos kaki agar kaki tidak lecet dan terkena jamur.

Jam yang tepat

Inneke mengatakan, waktu yang tepat untuk berolahraga di luar rumah berdasarkan rekomendasi dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia adalah sebelum pukul 9 pagi. Anda cukup terpapar matahari selama 15 menit untuk mendapatkan UVB yang membantu membentuk vitamin D.

"Habis 15 menit, lanjut berlari indoor atau di bawah pohon juga boleh."

Tabir surya

Pakailah tabir surya, setidaknya SPF30, bila Anda ingin berolahraga pada pagi hari di luar rumah. Pakai ulang maksimal tiga hingga empat jam sekali. Bersihkan dulu sisa keringat yang menempel di kulit sebelom mengolesi tabir surya.

"Pilih yang water resistant kalau mau olahraga."

Bukan cuma wajah yang perlu memakai tabir surya. Bagian tubuh yang terpapar sinar matahari seperti tangan dan tungkai juga perlu dilindungi. Orang-orang yang memakai busana lengan panjang sebetulnya juga tetap butuh tabir surya. Meski tertutup busana, kulit juga tetap terpapar sinar matahari meski intensitasnya tidak setinggi orang yang kulitnya terpajan.

"Kalau tertutup, penyerapan sinar lebih sedikit," kata dia.

Dia memberikan kiat dalam memanfaatkan teknologi untuk memantau indeks sinar ultraviolet. Lewat aplikasi cuaca di telepon pintar, Anda bisa lihat berapa indeks UV hari itu. Jika indeks ultraviolet di atas tiga, Anda wajib memakai tabir surya dan pelindung lain seperti topi.

Penyuka olahraga yang berdurasi lebih lama dan bakal terpapar sinar matahari lebih banyak membutuhkan SPF lebih tinggi, imbuh dia.Katakini.com - Sebagian orang khawatir memakai masker saat berolahraga pada akhirnya mengurangi fungsi paru selain bisa membuat mereka lebih sulit untuk bernapas dan meningkatkan dispnea atau sesak napas.

Tetapi, tim peneliti dari Amerika Serikat dan Kanada melalui sebuah studi dalam jurnal Annals of the American Thoracic Society yang dipublikasikan 16 November lalu membantahnya.

Mereka menyatakan, meskipun sensasi dispnea mungkin meningkat, tetapi ada sedikit bukti empiris bahwa memakai masker secara signifikan mengurangi fungsi paru-paru, bahkan saat dipakai saat berolahraga berat.

"Tidak ada bukti yang mendukung perbedaan berdasarkan jenis kelamin atau usia dalam respons fisiologis terhadap olahraga saat memakai masker," kata profesor kedokterran dan radiologi di University of California San Diego School Medicine, Susan Hopkins seperti dilansir dari Science Daily, Kamis.

Pengecualian berlaku pada mereka yang punya penyakit kardiopulmoner parah yang berisiko menyebabkan dispnea dan mempengaruhi kapasitas latihan.

"Dalam kasus seperti itu, orang-orang mungkin merasa tidak nyaman untuk berolahraga, dan ini harus didiskusikan dengan dokter mereka. Namun, fakta mereka berisiko besar jika mereka tertular COVID-19 juga harus dipertimbangkan," tutur Hopkins.

Para peneliti sampai pada kesimpulan ini setelah meninjau semua literatur ilmiah yang dipublikasikan mengenai efek berbagai masker pada respons fisiologis dan persepsi terhadap aktivitas fisik.

Untuk orang sehat, efek pemakaian masker pada penanda fisiologis ini minimal, tidak peduli jenis masker yang dikenakan atau tingkat olahraganya. Para penulis juga mengatakan usia tidak memainkan peran berpengaruh signifikan, begitu juga dengan perbedaan gender.

Hopkis dan tim mengakui, mengenakan masker bisa jadi tidak nyaman dan mungkin ada sedikit hambatan saat bernapas. Lalu, jika Anda memakainya selama berolahraga, dapat menyebabkan wajah Anda menjadi panas dan berkeringat

"Tapi ini adalah persepsi sensorik, tidak mempengaruhi fungsi kardiopulmoner pada orang sehat. Jadi, meskipun dispnea dapat meningkat karena masker, Anda harus mempertimbangkannya untuk mengurangi risiko tertular COVID-19," demikian kata peneliti. (Antara)

FOLLOW US