• Kesra

Pengembangan Sektor Pertanian Butuh Model Bisnis Yang Tepat

Akhyar Zein | Rabu, 18/11/2020 17:10 WIB
Pengembangan Sektor Pertanian Butuh Model Bisnis Yang Tepat Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Agribisnis, Pangan, dan Kehutanan Franky Widjaja (kiri)

Katakini.com – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengatakan dalam upaya mengembangkan sektor pertanian dalam menjaga keamanan pangan memerlukan model bisnis yang tepat.

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia bidang agribisnis, pangan, dan kehutanan Franky Widjaja mengatakan sektor pertanian memiliki kontribusi besar pada perekonomian serta mampu menyerap hingga 55 juta pekerja.

“Indonesia perlu menyontoh Thailand dan Vietnam yang bisa sukses jadi produsen beras unggulan dunia serta Malaysia yang unggul lewat durian yang jadi produk unggulan melalui praktik bisnis model yang tepat,” ujar Franky dalam diskusi virtual, Rabu.

Dia mengatakan yang perlu dilakukan pertama kali adalah menciptakan ekosistem dan model bisnis yang kondusif melalui dukungan kebijakan pemerintah pada produk pangan unggulan seperti hortikultura, kopi, udang, rumput laut, tuna, lobster, dan lainnya.

Kemudian, Franky menambahkan perlu peran dari koperasi petani dalam menciptakan skala ekonomi dan perkebunan pangan yang lebih banyak.

“Lalu bangun rantai pasok terintegrasi serta kerja sama multipihak dengan koperasi petani,” tambah dia.

Franky menyontohkan kesuksesan Rabobank di Eropa yang berawal dari koperasi petani.

Dia mengajak seluruh pemangku kepentingan sektor pertanian untuk menggunakan momentum dan peluang dalam peningkatan ekspor pertanian serta dapat mengisi kebutuhan produk pangan yang masih berasal dari impor.

“Saya berterima kasih kepada pemerintah yang tidak menghentikan operasional sektor pertanian, peternakan, dan perkebunan di tengah pandemi sehingga produksi dan ekspor tetap berjalan dengan kapasitas penuh,” imbuh dia.

Franky mengatakan Kadin sudah melakukan pendampingan kepada 1 juta petani swadaya pada 2020 sehingga mampu meningkatkan produktivitas hasil pertanian sebesar 40 hingga 76 persen serta meningkatkan pendapatan petani 50 hingga 200 persen tergantung pada komoditasnya.

Kadin bersama PIS Agro (Partnership for Indonesia Sustainable Agriculture) siap melakukan arahan Presiden untuk mendampingi 2 juta petani swadaya pada 2023,” lanjut dia.

Menurut Franky, upaya ini bisa berhasil karena menggunakan model inklusif Close Loop mulai dari pelatihan, akses bibit unggul dan pupuk yang tepat, praktik pertanian yang baik, serta akses pendanaan dan kepastian pembelian hasil produksi oleh perusahaan yang melakukan pendampingan.

“Kita juga memberikan pengetahuan literasi keuangan dan pemanfaatan teknologi sehingga petani mendapatkan pendampingan yang penuh,” imbuh Franky.
(Anadolu Agency)

FOLLOW US