Katakini.com - Pemerintah mengerahkan ribuan traktor baik roda dua (TR2) dan roda empat (TR4) untuk menggarap 11.000 hektare sawah baru dari proyek lahan lumbung pangan atau food estate di Kalimantan Tengah.
Dari target seluas 30.000 hektare, saat ini baru terealisasi seluas 19.000 hektare. Padahal target awal bulan November ini rampung pembangunannya, hingga akhirnya mundur menjadi bulan Desember 2020.
Akibat molor tersebut, Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin meminta penjelasan kepada pejabat eselon satu Kementan bagaimana caranya merampungkan proyek tersebut, sebab mencetak sawah tidaklah mudah. Terlebih dalam waktu yang sangat singkat.
"Kenyataannya memang tidak semunya bergerak sesuai dengan teori yang kami hitung. Sehingga kami targetkan, pertengahan atau minggu kedua bulan Desember sudah selesai," kata Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhi di Gedung DPR Jakarta, Selasa (17/11/2020).
Sarwo mengatakan bahwa, untuk mencetak lahan sawah baru tersebut pemerintah setidaknya telah mengerahkan ribuan traktor yang terdiri dari 914 unit traktor roda dua dan 318 unit traktor roda empat.Secara teori memang perhitungannya cetak sawah baru tersebut selesai pada akhir November 2020. Akan tetapi pada kenyataannya tetap saja ada kendala di lokasi.
TR2 jika beroperasi penuh sehari bisa menghasilkan sawah baru seluas 0,4 hektare per hari. Sementara TR4 memiliki kemampuan lebih besar yaitu bisa mencetak sawah 3 hektare per hari.
"Mesin-mesin ini tersebar di seluruh lokasi kegiatan, baik di Pulang Pisau dengan 5 Kecamatan, ataupun di Kapuas dengan 11 Kecamatan," katanya.
Dari total seluas 165.000 hektare lumbung pangan yang akan dibangun pemerintah, seluas 30.000 hektare ditargetkan akhir tahun ini sudah selesai dibangun.Adapun lahan seluas 30.000 hektare tersebut, tepatnya berlokasi di Kabupaten Kapuas sleuas 20.000 hektare. Sementara 10.000 hektare lainnya berada di Kabupaten Pulang Pisang. 30.000 hektare cetak sawah baru tersebut akan ditanami padi.