Katakini.com - Refinery Unit (RU) IV Cilacap PT Pertamina (Persero) menargetkan uji coba produksi Green Diesel selesai pada akhir November 2020.

Produk dengan kode D-100 (Green Diesel 100%) ini adalah salah satu dari tiga produk ramah lingkungan yang dikembangkan RU IV berbahan dasar minyak sawit atau Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO).

“Tahapan diawali persiapan sarana penerimaan RBDPO melalui Jetty 67 (dermaga) menuju tanki RBDPO. Dilanjutkan persiapan sarana feed stock RBDPO ke unit pemrosesan di Unit TDHT (Treated Distillate Hydro Treating) untuk diolah menjadi Green Diesel," kata Unit Manager Communication, Relations, & CSR Pertamina RU IV Cilacap, Hatim Ilwan dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jum`at (13/11/2020).

Untuk proses finalisasi, beberapa tahap saat ini sedang dilakukan Pertamina yaitu terkait persiapan sarana produksi di unit TDHT, berupa penggunaan katalis Merah Putih sebagai hasil kerjasama Pertamina dengan Institut Teknologi Bandung (ITB), serta modifikasi line dan sarana. Dimana tahap persiapan ditargetkan selesai di pekan ketiga, sehingga pada pekan keempat November diharapkan uji coba produksi Green Diesel ini bisa dilaksanakan.

"Pada tahap uji coba kapasitas produksi D-100 di unit TDHT ini 3.000 barrel per hari (3 MBSD). Green Diesel adalah bukti nyata komitmen Pertamina mewujudkan produk yang ramah lingkungan, bersumber dari energi baru terbarukan, yakni minyak kelapa sawi," ujar Hatim.

Dengan hadirnya BBM ramah lingkungan tersebut, Pertamina berharap memberikan efek positif yang lebih luas, seperti pemanfaatan sumber energi dari dalam negeri sebagaimana amanat undang-undang. Selain itu, yang lebih penting adalah pada akhirnya bisa menekan impor Crude (minyak mentah) yang bersumber dari energi fosil.

"RU IV Cilacap saat ini mengembangkan 3 produk Green Energy masing-masing Green Diesel, Green Gasoline dan Green Avtur. Untuk fase 1 produk Green Diesel diharapkan menjadi kado terbaik pada HUT ke-63 Pertamina, 10 Desember 2020," ujar dia.

Pertamina berharap untuk fase 2 ditargetkan awal 2021 produksi naik menjadi 6.000 barrel per hari (6 MBSD).