• News

Pemerintah Diminta Segera Data dan Amankan Aset di LCS

Yahya Sukamdani | Rabu, 04/11/2020 20:42 WIB
Pemerintah Diminta Segera Data dan Amankan Aset di LCS Wakil Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di DPR RI bidang Industri dan Pembangunan, Mulyanto.

Katakini.com- Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi PKS, Mulyanto meminta pemerintah segera mendata dan megmamankan aset strategis nasional di Laut Cina Selatan (LCS), menyusul ketegangan yang terjadi di wilayah tersebut.

Pemerintah juga diminta mengantisipasi berbagai kemungkinan yang terjadi di LCS.

“Kita harus mengembangkan sistem kewaspadaan dengan menerapkan deteksi dini dan respons dini terhadap berbagai kemungkinan ancaman terhadap sumber daya alam kita. Penelitian, penyelidikan dan pemutakhiran data sumber daya alam termasuk persebarannya menjadi langkah strategis," kata Mulyanto di Jakarta, Rabu (4/11/2020).
 
Manajemen data sumber daya alam ini, kata mantan Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) itu, bukan saja penting dalam kerangka kalkulasi neraca sumber daya alam dan upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. Tetapi juga dalam kerangka kewaspadaan nasional secara umum. Dari data persebaran sumber daya alam ini akan diketahui titik-titik teritorial kritis, yang perlu kewaspadaan nasional tinggi.
 
“Seperti diketahui alasan dari sengketa tersebut bukan hanya karena Laut China Selatan adalah jalur tercepat dari Samudra Pasifik menuju Samudra Hindia dan merupakan tempat bagi beberapa jalur pelayaran tersibuk di dunia, tapi di kawasan ini tersedia banyak sumber daya alam dari berbagai komoditas,” ujarnya.

Anggota Dewan Pendiri PKS itu minta Pemerintah mencermati laporan SKK Migas tentang hasil pengeboran migas di Formasi Udang yang mengalirkan hidrokarbon berupa gas sebesar 11,2 juta kaki kubik per hari (mmscfd).  Temuan ini menurut SKK Migas menunjukkan bahwa potensi gas bumi di wilayah Natuna sangat menjanjikan.  Diperkirakan cadangan gas di natuna mencapai sebesar 46 tcf.

Jumlah itu masih jauh lebih besar dibandingkan dengan cadangan gas di Blok Masela, yang sebesar 16 tcf.  Perusahaan migas Cina, Petrocina jauh-jauh hari mengincar Blok East Natuna ini.

“Untuk itu, pemerintah jangan lengah mengamankan kawasan strategis nasional yang kaya sumber daya alam. Jangan sampai kawasan tersebut diintervensi oleh negara lain,” ujarnya.

FOLLOW US