• News

Turki kutuk Penghinaan Erdogan Oleh Majalah Prancis Charlie Hebdo

Asrul | Kamis, 29/10/2020 15:08 WIB
Turki kutuk Penghinaan Erdogan Oleh Majalah Prancis Charlie Hebdo Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan 2

ANKARA, katakini.com - Turki pada Selasa mengecam majalah mingguan Prancis Charlie Hebdo karena menerbitkan "kartun menjijikkan" yang menghina Presiden Recep Tayyip Erdogan.

“Anda tidak bisa menipu siapa pun dengan bersembunyi di balik kebebasan berekspresi! Saya mengutuk publikasi tidak bermoral dari Prancis yang tidak dapat dimaafkan soal presiden kami," kata Wakil Presiden Turki Fuat Oktay di Twitter.

"Saya menyerukan kepada masyarakat internasional yang bermoral dan cermat untuk angkat bicara menentang aib ini," seru Oktay.

Direktur Komunikasi Kepresidenan Turki Fahrettin Altun juga memberikan pernyataan kecaman serupa.

Charlie Hebdo baru saja menerbitkan serangkaian kartun yang penuh dengan gambar-gambar tercela yang konon adalah Presiden kami. Kami mengutuk upaya paling menjijikkan dari publikasi yang menyebarkan rasisme dan kebencian budayanya," kata dia di Twitter.

"Yang mereka sebut sebagai seni karikatur itu menjijikkan. Ini jelas merupakan produk dari xenofobia, Islamofobia, dan sikap intoleran yang tampaknya diinginkan oleh kepemimpinan Prancis untuk negaranya," tambah Altun. 

Menekankan Turki menentang kekerasan atau tindakan terorisme, dia juga menambahkan Turki tidak akan tinggal diam dalam menghadapi serangan menjijikkan terhadap budaya dan agama.

"Hasutan rasis, xenofobia, Islamofobia, dan anti-Semit tidak akan memprovokasi kami untuk merespons dengan cara yang sama. Kami menolak tunduk pada intimidasi dan provokasi Anda," ujar Altun. dilansiir dari Anadolu.

"Kami menyerukan kepada semua teman di Eropa yang bijaksana untuk melawan rasisme budaya primitif semacam ini, kemandulan intelektual, dan wacana tidak beradab," sebut dia.

-Bukan sebuah `humor` atau `kebebasan berbicara`

Juru bicara kepresidenan Turki Ibrahim Kalin juga mengutuk majalah tersebut, dan mengatakan bahwa menyerang hak individu tidak ada hubungannya dengan humor atau kebebasan berbicara.

“Tujuan dari publikasi yang tanpa moralitas dan kesopanan ini, adalah untuk menabur benih kebencian dan permusuhan,” jelas dia di Twitter.

Kalin mengatakan pengubahan kebebasan berekspresi menjadi isu permusuhan terhadap agama dan kepercayaan hanya merupakan produk dari mentalitas yang sakit.

Dia menambahkan bahwa setiap orang yang berakal sehat harus mengutuk publikasi keji tersebut.

FOLLOW US