Katakini.com - Menteri Keuangan, Sri Mulyani menyebut, krisis ekonomi yang terjadi akibat pandemi Covid-19, telah membuat penerimaan pajak hingga Oktober 2020 mengalami kontraksi hingga 17 persen lebih.

Dalam catatan Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, sampai dengan bulan Oktober 2020, penerimaan pajak setidaknya mengalami kontraksi hampir 20%.

"Inilah yang terus kita perjuangkan, sampai dengan hari ini penerimaan pajak kita sudah mengalami kontraksi hingga lebih dari 17%," kata Sri Mulyani secara virtual pada acara Spectaculer 2020 virtual festival di Jakarta, Jum`at (23/10/2020).

Menurut Sri Mulyani, ditengah seretnya penerimaan pajak, jajarannya tetap bekerja secara optimal untuk memberikan pelayanan kepada wajib pajak. Meskipun harus turun ke lapangan, menurutnya hal tersebut tetap dilakukan.  Namun, tetap menggunakan protokol kesehatan dan diusahakan sebisa mungkin dilayani secara online.

"Jadi meski tahun ini penerimaan pajak kita turun, temen-temen dari direktorat pajak harus tetap mengumpulkan, dan tahun-tahun depan untuk konsolidasi APBN kita," ujar Sri Mulyani.

Meski penerimaan pajak sedang terkontraksi, pemerintah kata Sri Mulyani tetap memberikan insetif kepada wajib pajak. Salah satunya adalah dengan pemberian insentif pajak baik kepada peorangan maupun perusahaan.

"Kita tetap akan berjuang untuk menyampaikan kepada seluruh wajib pajak, bahwa pemerintah hadir untuk membantu mereka. Maka saya  mengangap bahwa hari-hari ini, kita semuanya harus terus menerus saling mendukung wajib pajak yang memang dalam situasi sangat sulit kita akan coba jaga mereka supaya bisa melewati masa sulit," ujar Sri Mulyani.