• Kesra

Vaksin Covid-19 Buatan China Diluncurkan Akhir Tahun

Budi Wiryawan | Selasa, 22/09/2020 16:05 WIB
Vaksin Covid-19 Buatan China Diluncurkan Akhir Tahun Vaksin Covid-19 produksi Sinovac China. Foto: okezone

Katakini.com - China sedang mengembangkan dua vaksin virus corona (Covid-19) yang saat ini sedang dinilai untuk mendapatkan persetujuan bersyarat untuk diperbolehkan diberikan kepada masyarakat umum.

Wakil Presiden China National Biotech Group (CNBG) Zhang Yuntao mengatakan, vaksin dua dosisnya sedang ditinjau untuk persetujuan bersyarat dari regulator obat negara. Jika mendapat lampu hijau, vaksin akan tersedia dengan harga 600 Yuan atau sekitar Rp1,3 juta untuk dua dosis.

“Saya yakin vaksin kemungkinan besar akan diluncurkan pada akhir tahun ini, tetapi masih belum ada kepastian. Jika vaksin disetujui maka akan bersyarat dan bertujuan untuk imunisasi universal,” kata Zhang seperti dikutip SCMP, Selasa (22/9/2020).

National Medical Products Administration dapat memberikan persetujuan bersyarat untuk obat yang belum menyelesaikan uji klinis tetapi hasil awalnya menunjukkan kemungkinan manfaat klinis. Obat tersebut masih perlu menyelesaikan uji coba dan menyelesaikan proses untuk persetujuan penuh.

“Kita perlu memeriksa efek samping dalam jangka panjang, terutama jika ada kejadian buruk yang serius saat terkena virus. Kami hanya akan mendapatkan persetujuan penuh setelah menyelesaikan pengamatan berkelanjutan dalam uji coba fase tiga,” imbuh Zhang.

Dia melanjutkan bahwa perusahaan berharap untuk memulai vaksinasi dengan populasi pekerja umum, terutama pekerja seperti kurir yang berhubungan dengan banyak orang. Setelahnya, seluruh populasi akan divaksinasi dalam 2 atau 3 tahun ke depan.

Sementara itu, CNBG saat ini sedang menguji dua vaksin tidak aktifnya di hampir 10 negara di luar China, termasuk beberapa di antaranya adalah Brasil dan Uni Emirat Arab yang memiliki lonjakan kasus infeksi tinggi.

Vaksin sedang diuji pada sekitar 40.000 sukarelawan untuk menetapkan keamanan dan kemanjuran para kandidat yang lebih luas, dengan yang terakhir ditentukan melalui perbandingan jumlah kasus virus corona dalam kelompok yang diinokulasi dengan mereka yang berada dalam kelompok plasebo.

"Uji klinis kami harus mengikuti pedoman yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO) dan diselesaikan sesuai dengan praktik internasional," kata Zhang.

 

FOLLOW US