• News

Sri Mulyani Bilang Covid-19 Tantangan Terberat Sepanjang Karirnya

Yahya Sukamdani | Rabu, 16/09/2020 18:15 WIB
Sri Mulyani Bilang Covid-19 Tantangan Terberat Sepanjang Karirnya Menteri Keuangan, Sri Mulyani

Katakini.com - Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengaku pandemi Covid-19 menjadi tantangan terberat yangh pernah dihadapinya sepanjang karirnya sebagai Menteri Keuangan.

Pandemi Covid-19 menjadi dilema dengan dua pilihan kebijakan, antara memulihkan ekonomi atau memulihkan kesehatan terlebih dahulu.

"Saya tidak pertama kali menjadi menteri keuangan. Saya sudah beberapa kali jadi menteri keuangan, dan saya akui ini adalah tantangan yang luar biasa yang harus kita tangani," kata Sri di Jakarta, Rabu (16/9/2020).

Menurut Sri Mulyani, karena pandemi Covid-19 hampir semua negara didunia sibuk mengurusi  krisis yang terjadi dinegaranya masing-masing. Begitu juga di Indonesia, dimana negara telah mengeluarkan anggaran ratusan triliun untuk mengatasi penyebaran virus Covid-19.

"Mungkin dua-duanya penting. Contohnya seperti sekarang, seolah-olah untuk hadapi Covid-19, ekonominya dikorbankan atau kalau mau memulihkan ekonomi, kesehatannya yang dikorbankan. Tapi kan tidak bisa begitu," ujarnya.

Lebih lanjut Sri Mulyani mengatakan bahwa, pandemi Covid-19 juga menambah persoalan bangsa menjadi lebih kompleks. Salah satunya adalah bertambahnya jumlah penduduk miskin. Kurang lebih 7 bulan sudah pandemi Covid-19 terjadi di Indonesia. Dimana level atau tingkat kemiskinan saat ini sudah berada dilevel 9,78%. Padahal sebelumnya dilevel 9,4% atau terendah sepanjang sejarah Indonesia.

"Kalau kita lihat di Indonesia sendiri kemiskinan kita sudah meningkat, yang tadinya sudah mencapai di 9,4% dan itu mungkin adalah angka kemiskinan terendah sepanjang sejarah Indonesia. Tapi, sekarang sudah kembali kepada situasi 9,78%," ujar dia.

Terkait kebijakan pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19, menurut Menteri Keuangan tiga periode tersebut
pemerintah tidak bisa hanya mengedepankan masalah kesehatan saja. Namun, penting juga memikirkan masalah sosial ekonomi yang menyangkut hajat hidup orang banyak.

Dalam menyeimbangkan kebijakan tersebut, pemerintah telah mengupayakan beberapa kebijakan untuk melindungi kedua kepentingan tersebut yang semuanya tertuang dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Dimana total anggaran PEN mencapai Rp695,2 triliun. Akan tetapi karena penyerapan yang lamban sampai saat ini baru terserap 34% atau sekira Rp237 triliun dari total pagu anggaran.

Berikut realisasi penyerapan PEN berdasarkan sektor.  Untuk sektor kesehatan, realisasinya baru 31,6% dari Rp87,5 triliun. Untuk perlindungan sosial 62,8% dari Rp230 triliun.  Untuk sektoral/pemda 27,8% dari Rp106 triliun. Sementara sektor UMKM sudah terserap cukup besar yaitu 91,4% dari Rp123 triliun.

FOLLOW US