• News

Ironi, Bank Masih Ragu Kucurkan Modal Kerja kepada Pengusaha

Rizki Ramadhani | Rabu, 29/07/2020 10:27 WIB
 Ironi, Bank Masih Ragu Kucurkan  Modal Kerja kepada Pengusaha Ketua Umum Kadin Rosan Roslani

Katakini.com - Kalangan pengusaha membutuhkan modal kerja senilai Rp303,76 triliun untuk bangkit dari dampak pandemi covid-19. Hanya saja, pihak perbankan masih ragu mengucurkan kredit modal kerja karena takut kredit macet.

Kamar Dagang Indonesia (Kadin) mencatat, kebutuhan modal kerja mencapai Rp303,76 triliun. Jumlah tersebut berasal dari hitung-hitungan lima sektor industri, yakni Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi), Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprisindo), Gabungan Pengusaha Elektronik (Gabel), dan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI).

Ketua Kadin Rosan Roeslani menyebut kebutuhan modal kerja itu untuk membiayai usaha sesuai permintaan pasar selama enam bulan depan.

"Mereka menyampaikan kebutuhan mereka berdasarkan demand (permintaan) yang ada di mereka," ujarnya, Selasa (28/7/2020).

Berdasarkan laporan dari masing-masing asosiasi usaha, tercatat kebutuhan modal kerja sektor tekstil dan produk tekstil (TPT) mencapai Rp141,5 triliun. Lalu, sektor makanan dan minuman sebesar Rp100 triliun, sektor alas kaki Rp40,5 triliun, sektor hotel dan restoran Rp21,3 triliun, termasuk sektor elektronika dan alat listrik rumah tangga senilai Rp407 miliar.

Meski demikian, Rosan menambahkan, bank masih ragu-ragu memberikan kredit modal kerja kepada pelaku usaha terdampak pandemi covid-19. Pihak bank mengkhawatirkan risiko kredit macet ke depannya.

Oleh karena itu, ia mengusulkan kepada pemerintah untuk melakukan penjaminan pinjaman modal kerja.

"Kami menyarankan memang 80:20, 80 persen dijamin oleh pemerintah, 20 persen oleh perbankan sendiri supaya tidak terjadi juga moral hazard oleh kami," ucapnya.

FOLLOW US